Sabtu 07 Mar 2020 09:32 WIB

Implementasi B30 Pertamina Hemat Devisa Hingga Rp 63 Triliun

Beberapa proyek yang diemban Pertamina menghemat devisa negara.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Dwi Murdaningsih
Road show uji jalan bahan bakar B30 pada kendaraan bermesin diesel di Gedung Lemigas, Kementerian ESDM, Jakarta Selatan, Kamis (5/9).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Road show uji jalan bahan bakar B30 pada kendaraan bermesin diesel di Gedung Lemigas, Kementerian ESDM, Jakarta Selatan, Kamis (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui beberapa proyek strategis nasional yang diemban Pertamina sebagai BUMN energi akan dapat menghemat devisa negara. Menurut Arifin, salah satu proyek yang menghemat devisa negara adalah pengimplementasian Biodiesel 30 (B30).

"Program ini memberikan sumbangan yang sangat besar karena dapat menghemat devisa negara sekitar Rp 63 triliun," ujar Arifin, Sabtu (7/3).

Baca Juga

Selain itu, Pertamina juga diamanatkan empat program pengembangan kilang melalui proyek RDMP di kilang Balikpapan, Cilacap, Balongan, dan Dumai. Selain itu, ada juga program pembangunan kilang baru melalui proyek NGRR di Tuban dan Bontang.

"Untuk kilang Bahan Bakar Nabati, Pertamina juga membangun green refinery di Plaju," imbuhnya.

Arifin mengakui, ke depannya konsumsi migas akan semakin meningkat. Sebagai solusi terbaik adalah mengurangi impor produk migas melalui berbagai upaya, di antaranya eksplorasi penemuan cadangan baru, pemanfaatan biofuel, implementasi kendaraan listrik, dan konversi pembangkit BBM ke gas.

"Sebentar lagi Pertamina dan Bukit Asam akan melakukan kerja sama untuk memanfaatkan batubara. Sehingga kita bisa memiliki cadangan energi baru terbarukan. Selain itu, Pertamina membuat langkah inovasi menciptakan katalis bersama ITB," ujar Arifin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement