Jumat 02 Aug 2019 16:25 WIB

Indonesia Terus Genjot Ekspor Bawang Merah ke Berbagai Negar

Sistem online single submission memudahkan perizinan ekspor.

Red: EH Ismail
Ekspor bawang merah.
Foto: Humas Kementan
Ekspor bawang merah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah terus berupaya meningkatkan neraca ekspor melalui berbagai komoditas perdagangan. Salah satu yang potensial di tengah lesunya iklim perdagangan internasional adalah komoditas hasil-hasil pertanian.

Beberapa tahun terakhir melalui Kementerian Pertanian (Kementan) RI, pemerintah terus menggenjot kinerja ekspor ke berbagai negara di dunia di antaranya produk hortikultura.

Pada Jumat (2/8) pagi, Kementerian Pertanian terus menggenjot kinerja ekspor bawang merah ke sejumlah negara. Kali ini sebanyak 252 ton dari total komitmen 2.760 ton bawang merah dilepas ekspornya ke Thailand dan Singapura dari Gudang Marunda Tarumajaya Bekasi, Jawa Barat.

Bawang merah yang diekspor PT Karya Tani Semesta, adalah varietas Super Philips yang dihasilkan petani di Kabupaten Bima dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Diketahui selama ini jenis bawang merah tersebut banyak diminati pasar luar negeri.

photo
Petani membersihkan bawang merah usai dipanen di Desa Salu Dewata, Kecamatan Anggeraja, Enrekang, Sulawesi Selatan, Senin (1/7/2019).

 

Terus mendorong ekspor komoditas pertanian, adalah pesan yang terus-menerus diamanatkan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, saat melepas ekspor.

“Pesan dari Pak Mentan, dorong ekspor, dorong ekspor ! Kita lihat di sini truk container berjajar panjang sekali. Ini semua akan kita ekspor, “ ujar Prihasto.

Total nilai ekspor bawang merah ke Thailand kali ini sebesar 5,8 juta dolar AS. Sedangkan sepanjang 2017 hingga 2018, volume ekspor bawang merah Indonesia mencapai 12 ribu ton. Melonjak drastis dari tahun sebelumnya. Dalam catatan Ditjend Hortikultura, nilai ekspor bawang merah tahun 2016 senilai 57,9 ribu dolar AS; tahun 2017 ada 4.7 juta dolar AS; dan 2018 hampir 3.9 juta dolar AS.

Sampai dengan akhir tahun ini, khusus untuk pasar Singapura dan Thailand Kementan menargetkan ekspor bawang merah hingga 4 (empat) ribu ton. Selain itu juga mengupayakan agar ekspor bisa menembus pasar Malaysia dan Vietnam.

“Kementan memberi karpet merah bagi pelaku usaha yang mendorong ekspor, terutama komoditas hortikultura,” tegas  Prihasto.

Sistem online single submission memudahkan perizinan ekspor, yang sebelumnya perlu waktu berhari-hari. Ini semua, lanjutnya, untuk mendukung peningkatan ekspor komoditas pertanian.

 

Harga ekspor bawang merah  menguntungkan

photo
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sedang memanen bawang merah

 

Direktur PT Karya Tani Semesta, Pitriansyah Kosim, mengakui harga jual ke kedua negara tersebut (Singapura dan Thailand) menarik dan menguntungkan.

“Harga jual di Singapura 2,55 dolar Singapura per kilogram atau sekitar Rp 26.200,- per kilogram. Sementara harga jual ke Thailand 1,6 dolar AS per kilogram atau sekitar Rp 22.600,- per kilogram. Tentu ini harga yang menarik dan menguntungkan buat petani”, kata pria yang akrab dipanggil Pieter ini.

Pieter berharap pemerintah terus mendampingi dan mengawal petani maupun eksportir dalam meningkatkan mutu bawang merah. Terlebih saat menghadapi tuntutan pasar dunia. Contohnya, Thailand yang kini mulai memperketat standard mutu pemasukan bawang merah ke negara tersebut.

Mengutip data BPS, ekspor bawang merah Indonesia ke sejumlah negara tahun 2018 lalu mencapai 6.268 ton. Ekspor bawang merah ke Thailand sepanjang tahun 2018 mencapai 3.284 ton, naik 3,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara ekspor bawang merah ke Singapura tahun 2018 mencapai 911,6 ton, naik 18,1 persen dibanding tahun 2017.

 

Kemendag perkuat perluasan pasar ekspor

Usai ikut melepas ekspor bawang merah, Direktur Ekspor Produk Pertanian dan Kehutanan, Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, Sulistyowati  menyampaikan komitmen untuk mendorong perluasan pasar ekspor.

“Kami dari perdagangan akan mendorong agar kita dapat melakukan ekspor ke pasar di luar Asia,” katanya.

Ia menuturkan, Kemendag mendapat mandat dari Presiden Joko Widodo untuk menjaga neraca perdagangan. Pertumbuhan ekonomi tahun 2019 yang kurang optimis, diharapkan akan membaik dengan peningkatan ekspor neraca.

“Kita mendorong ekspor non migas yang memang pada kenyataannya positif, seperti produk-produk pertanian,” sambungnya.

Ia menjelaskan juga akan mempromosikan bawang merah Super Philips, ke negara-negara lain yang selama ini belum membuka pintu ekspor bagi Indonesia

“Atase perdagangan yang tidak bisa mempromosikan produk-produk komoditas perdagangan Indonesia, kita akan panggil pulang, kita tarik saja,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement