Majalah Fortune baru saja merilis daftar tahunan Fortune Global 500, daftar perusahaan dengan pendapatan kotor (gross income) di dunia. Perusahaan asal China, Xiaomi, masuk ke dalam daftar itu untuk pertama kalinya.
Pendiri Xiaomi, Lei Jun pun akan memberikan hadiah berbentuk saham kepada 20.538 karyawan dan anggota tim eksternal perusahaan sebagai apresiasi atas pencapaian itu. Hal itu dituliskan oleh Pendiri Xiaomi Lei Jun, dalam surat terbukanya.
"Masing-masing akan menerima 1.000 saham Xiaomi. Yang mana, 500 saham untuk merayakan pencapaian Xiaomi di Global 500, dan 500 saham lainnya sebagai hadiah bagi keluarga tercinta maupun teman masing-masing karyawan yang tak henti memberikan dukungannya," jelas Jun dalam suratnya, dikutip Selasa (23/7/2019).
Baca Juga: Himpun Rp389 Triliun, Apa Strategi Xiaomi?
Dengan pendapatan senilai Rp389 triliun dan pendapatan bersih hingga Rp30 triliun di tahun fiskal sebelumnya, Xiaomi menduduki peringkat ke-468 daftar tersebut. Meski begitu, Jun berkata tak mau terlena dengan adanya penghargaan tersebut.
"Xiaomi tidak didirikan untuk sekadar mendapatkan penghargaan, kami harus tetap bekerja keras untuk mengejar kesempurnaan," katanya.
Pendapatan rata-rata Xiaomi bernilai sekitar Rp21 triliun pada penjualan 2012 dan Rp214 triliun pada 2017. Menurut Jun, model bisnis unik, pola pikir perusahaan, dan dukungan investor, partner, serta Mi Fans turut mendorong pencapaian tersebut.
Ia menulis, "Kami juga selalu berkomitmen untuk menciptakan produk-produk luar biasa dan inovatif dengan harga yang sebenarnya–yang menjadi landasan dari seluruh kesuksesan kami."
Baca Juga: Rilis Hanya 20 Unit, Xiaomi Pasarkan HP Berlapis Emas
Tak hanya jual perangkat pintar, Xiaomi juga telah menanamkan modal di lebih dari 200 perusahaan yang mayoritas berasal dari sektor smart hardware. Lebih lanjut, dari data IDC, Xiaomi menyabet gelar smartphone keempat terbaik di dunia berdasarkan volume pengiriman sejak Maret 2019. Perusahaan juga mencatatkan pertumbuhan tahunan sebesar 32,2%.
Ikuti Whatsapp Channel Republika