REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Thailand berharap Xiaomi mempertimbangkan untuk mendirikan pabrik luar negeri pertamanya dan melakukan aktivitas R&D kendaraan listrik (EV) di negara Gajah Putih.
Perdana Menteri Thailand Petunthan bertemu dengan Wakil Presiden dan Kepala Keuangan Xiaomi Group Lin Shiwei pekan ini. Perdana Menteri Petongtan mengatakan bahwa ia sangat senang bertemu dengan Lin Shiwei dan mengetahui bahwa Xiaomi telah menerima dukungan dari Dewan Investasi Thailand (BOI).
Petongtan mendorong Xiaomi untuk mempertimbangkan Thailand sebagai basis pentingnya, atau untuk mengembangkan Internet of Things (IoT) dan rantai pasokan perangkat pintar di Thailand untuk mendukung pengembangan pasar Thailand dan Asia Tenggara yang relevan.
Lin Shiwei mengatakan bahwa sejak Xiaomi meluncurkan kendaraan listrik pertamanya, Xiaomi SU7 pada Maret 2024, penjualan telah berjalan dengan baik.
BOI mengemukakan bahwa Thailand merupakan negara dengan tingkat penggunaan kendaraan listrik tertinggi di Asia Tenggara, dengan ekosistem yang kuat dan kebijakan dukungan pemerintah, serta rantai pasokan kendaraan listrik yang lengkap.
Oleh karena itu, BOI berharap Xiaomi akan mempertimbangkan untuk mendirikan pabrik luar negeri pertamanya di Thailand dan melakukan kegiatan R&D pada komponen utama kendaraan listrik untuk mendorong terbentuknya bisnis yang berkelanjutan di Thailand.
Perdana Menteri Petunthan menegaskan kembali bahwa pemerintah Thailand dan BOI akan sepenuhnya mendukung investasi Xiaomi dan memberikan berbagai langkah kebijakan untuk mendorong investasi, termasuk meningkatkan lingkungan bisnis.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia belum kedengaran meminta Xiaomi membangun pabrik mobil listriknya di Indonesia. Mudah-mudahan pemerintah Indonesia juga seagresif Thailand dalam mengundang investor China.