Senin 24 Nov 2025 15:41 WIB

Harga Emas Dunia Turun 0,30 Persen, Ini Prediksi Analis untuk Sepekan ke Depan

Pengamat menyebut harga emas bisa kemungkinan naik di angka Rp 2,45 juta/gram

Rep: Eva Rianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas Antam menunjukkan logam mulia kepada pengunjung di acara Bullion Connect di Jakarta, Rabu (12/11/2025). Harga emas diperkirakan bergerak fluktuatif sepanjang pekan ini seiring dinamika global yang masih tinggi. Pergerakan harga logam mulia diproyeksi berada pada rentang Rp 2,29 juta hingga Rp 2,45 juta per gram.
Foto: Dok Republika
Petugas Antam menunjukkan logam mulia kepada pengunjung di acara Bullion Connect di Jakarta, Rabu (12/11/2025). Harga emas diperkirakan bergerak fluktuatif sepanjang pekan ini seiring dinamika global yang masih tinggi. Pergerakan harga logam mulia diproyeksi berada pada rentang Rp 2,29 juta hingga Rp 2,45 juta per gram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas diperkirakan bergerak fluktuatif sepanjang pekan ini seiring dinamika global yang masih tinggi. Pergerakan harga logam mulia diproyeksi berada pada rentang Rp 2,29 juta hingga Rp 2,45 juta per gram.

Pada perdagangan Senin (24/11/2025) pukul 10.39 WIB, harga emas dunia tercatat turun sekitar 0,30 persen atau 12,02 poin menuju level 4.053 dolar AS per troy ons. Harga pembukaan hari ini berada di level 4.068 dolar AS per troy ons.

Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menyebut kemungkinan terjadinya koreksi harga pada awal pekan. Ia memerkirakan support pertama berada di level 4.015 dolar AS per troy ons, setara sekitar Rp2,32 juta per gram.

“Kalau seandainya turun dalam sepekan, kemungkinan di 3.972 dolar AS per troy ons dan logam mulia di Rp 2,29 juta per gram. Tetapi kalau naik, resisten keduanya di 4.180 dolar AS per troy ons dan logam mulianya di Rp2,45 juta per gram,” ujar Ibrahim, Senin.

Ia menyebut pergerakan harga emas juga dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah yang diproyeksi melemah sepanjang pekan ini. Menurutnya, rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp16.700—Rp 16.790 per dolar AS dan dapat menyentuh Rp16.800 per dolar AS.

Ibrahim memaparkan setidaknya tiga faktor yang membuat harga emas kembali berfluktuasi, yaitu dinamika politik di AS, spekulasi kebijakan bank sentral, serta situasi geopolitik global. Ia menyoroti perkembangan politik Amerika Serikat setelah pemerintahannya kembali berjalan usai 43 hari mengalami shutdown.

“Data tenaga kerja AS yang dirilis untuk September naik, bukan Oktober. Oktober itu memasuki masa liburnya Pemerintahan Federal. Ini membuat indeks dolar kembali mengalami penguatan,” katanya.

Ia juga menjelaskan keragaman pandangan pejabat The Federal Reserve terkait arah suku bunga. Menurutnya, testimoni pejabat seperti Lorie Logan, Susan M. Collins, Patrick de Fontnouvelle, dan John Williams menunjukkan belum adanya konsensus.

“Pernyataannya berbeda-beda. Lorie Logan menyerukan mempertahankan suku bunga, Susan Collins skeptis terhadap pemangkasan, sementara John Williams membuka peluang penurunan suku bunga tanpa mengganggu target inflasi,” ujar Ibrahim.

Ia menilai data tenaga kerja Oktober yang akan dirilis Desember menjadi kunci untuk membaca dampak shutdown terhadap perekonomian AS dan arah kebijakan suku bunga berikutnya.

Selain itu, sentimen geopolitik turut menekan harga emas. Ibrahim menyoroti ketegangan antara AS dan Ukraina terkait usulan gencatan senjata yang dianggap sebagai posisi sulit bagi Presiden Ukraina Volodymyr Zelenski.

“Situasinya seperti buah simalakama. Kalau menerima proposal, banyak wilayah yang hilang. Kalau menolak, wilayah yang dikuasai Rusia bisa bertambah,” ujarnya.

Ia menambahkan, kondisi kian rumit karena kiriman rudal jarak jauh dari NATO dan AS tetap berlanjut, meski proposal perdamaian diajukan. Menurutnya, situasi ini membuat harga emas bergerak dalam rentang sempit pada pekan ini.

Ibrahim memproyeksi harga emas hingga akhir tahun dapat mencapai 4.380 dolar AS per troy ons. Namun ia menilai sulit untuk menembus level 4.500–4.700 dolar AS karena harga masih ditutup di kisaran 4.065 dolar AS per troy ons pada akhir pekan lalu.

“Untuk logam mulia pun kemungkinan besar hanya di Rp2,60 juta per gram pada akhir tahun,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement