Sabtu 09 Feb 2019 05:12 WIB

Perusahan Ekspedisi dan Maskapai Siap Bahas Tarif Kargo

Perusahaan ekspedisi dan maskapai akan buka-bukaan mengenai struktur biaya

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja mengangkut kargo muatan udara dengan kereta barang di bandara. Ilustrasi
Foto: Antara/Ampelsa
Pekerja mengangkut kargo muatan udara dengan kereta barang di bandara. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya kenaikan harga kargo udara dikeluhkan para pengusaha jasa pengiriman. Ongkos logistik yang membengkak menjadi salah satu persoalan yang perlu diselesaikan. 

Kedua pihak rencananya akan bertemu lagi untuk membahas persoalan tarif kargo ini. Vice President Corporate Secretary and Investor Relations PT Garuda Indonesia Tbk, Hengki Heriandono mengatakan pekan depan baik Aperindo maupun maskapai penerbangan akan melakukan pertemuan untuk membahas secara detil terkait tarif ini.

Hengki mengatakan melalui pertemuan ini harapannya bisa tercapai kesepakatan terkait polemik tarif kargo. "Dari mereka gimana struktur biayanya, nanti kita obrolin terbuka saja. Ini cost kita, kemampuan kita segitu. Sama kemampuan pasar ya itu nanti akan diformulasikan," ujar Hengki di Jakarta, Jumat (8/2).

Hengki menjelaskan dari pihak maskapai selama ini banyak faktor yang mempengaruhi pengenaan tarif kargo udara. Ia merinci persoalan kenaikan harga avtur, inflasi, biaya operasional maskapai hingga beban biaya kebandaraan menjadi komponen pembentuk struktur tarif. 

"Ini kan juga soal harga keekonomian ya. Cost total berapa sih yang dibutuhkan oleh maskapai? katakanlah Rp 6.000 per jam, itu memang berarti sudah struktur harga yang dipengaruhi oleh faktor-faktor tadi," ujar Hengki.

Hengki mengatakan, jika pihak perusahaan pengiriman merasa angka tersebut lebih tinggi dari angka sebelumnya yang berkisar Rp 3.000 hingga Rp 4.000. Ia menjelaskan jika angka tersebut merupakan struktur lama yang selama ini juga berubah mengikuti acuan faktor pembentuk diatas.

"Kalau kita bisnis kan cost-nya harus menutupin, harga kan juga harus nutupin cost. Itu yang kita munculkan sekarang," ujar Hengki.

Sementara itu, Sekjen Asosiasi Perusahan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo), Amir Syarifudin membenarkan bahwa pekan depan kedua pihak akan melakukan pertemuan untuk membicarakan secara rinci mengenai tarif kargo udara. 

Amir mengaku memang belum ada keputusan apakah kargo udara akan turun tarifnya. Namun, ia berharap pertemuan pekan depan akan mendudukan persoalan dan menjadi transparasi kedua belah pihak.

"Harga belum diputuskan. Nanti ada tindak lanjut ke situ, soal itu kan bussiness to bussiness, yang tadi kan hanya pemerintah memfasilitasi supaya ini jangan sampai ada kegaduhan, dan kita sudah sepakat, tidak ada masalah lah," ujar Amir saat ditemui dalam kesempatan sama. 

Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub Dadun Kohar menjelaskan hingga saat ini pemerintah masih menunggu hasil pertemuan kedua belah pihak antara maskapai dan Asperindo terkait tarif ini. Dadun menjelaskan, secara aturan, maskapai memang berhak menetapkan tarif asalkan melalui mekanisme penentuan struktur harga yang wajar.

Dadun mengatakan, dari pertemuan kedua belah pihak pekan depan, baru nanti pemerintah akan mengevaluasi lagi hasil pertemuan mereka dan mendiskusikan keputusan apa yang terbaik untuk kedua belah pihak. "Keputusan harga tentu belum. Senin besok mereka baru akan ketemu, yang akomodir Garuda. Kita sih inginnya semua menyelesaikan secara baik gak usah gaduh gaduh," ujar Dadun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement