REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, baja asal Cina berpotensi membanjiri Indonesia. Hal ini bisa terjadi jika Cina mengalihkan pasarnya dari Amerika Serikat ke Asia Tenggara.
Untuk diketahui, pemerintah Amerika Serikat akan segera menaikkan bea masuk bagi baja impor menjadi 25 persen. Kebijakan ini diprediksi akan membuat Cina, yang merupakan pemasok utama baja ke AS, mengalihkan pasarnya ke Asia Tenggara.
"Tarik-menariknya kan Cina kemudian Jerman sedang tarik-menarik dengan AS. Bagaimana setelahnya kita belum tahu. Tetapi memang kalau itu berjalan, mau tidak mau bajanya Cina akan kemana-mana, termasuk ke Indonesia," ujar Darmin di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (6/3).
Mantan Gubernur Bank Indonesia itu mengaku masih akan memantau dampak kebijakan tersebut. Ia mengakui, Cina memiliki kapasitas produksi baja yang besar sejak pelaksanaan Olimpiade 2008 di Beijing, Cina.
"Masih terlalu dini lah kita bereaksi. Kita nanti rakor (rapat koordinasi) dulu dengan Menteri Perindustrian (Airlangga Hartarto) dan Menteri Perdagangan (Enggartiasto Lukita)," ujar Darmin.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Harjanto memprediksi Indonesia pasti akan terkena dampak dari pengalihan pasar itu. Namun begitu, kata dia, pemerintah sudah menyiapkan strategi agar industri baja Tanah Air tetap terlindungi.
Salah satu kebijakan yang tengah dibahas saat ini, menurut Harjanto, yakni ketentuan mengenai sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) untuk baja produksi lokal dalam proyek infrastruktur. "Sehingga, kalau tender, silakan impor masuk. Tapi kalau tidak punya sertifikasi TKDN tidak bisa dipakai," ujarnya, di Cilegon, Senin (5/3).