Rabu 07 Feb 2018 19:48 WIB

Ekonom Ungkap Tantangan Menumbuhkan Konsumsi Rumah Tangga

Harga minyak menjadi ancaman terbesar daya beli masyarakat.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Indira Rezkisari
Pengunjung berbelanja sayuran di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jumat (26/5).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pengunjung berbelanja sayuran di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Jumat (26/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Sulistiyanto mengatakan beberapa tantangan yang harus dihadapi untuk menumbuhkan konsumsi rumah tangga pada 2018 ada pada sektor energi. Dia mengatakan penggerak untuk konsumsi rumah tangga 2018 ada pada harga minyak.

Dia menilai, saat ini harga minyak menjadi ancaman bagi daya beli masyarakat. "Karena jaraknya sudah terlalu tinggi lebih dari harga internasional," kata Eko di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/2).

Untuk selanjutnya, pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk mengatasi tantangan tersebut. Sebab, lanjut Eko, saat ini tindakan memang diserap oleh pemerintah sehingga menimbulkan risiko terutama untuk Pertamina.

Menurutnya, sektor minyak tersebut sudah sangat bisa mempengaruhi pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada 2018. "Secara umum setelah beras. Dalam kantung konsumsi rumah tangga itu adalah energi. Mengotak-atik energi pasti akan berpengaruh ke daya beli," jelas Eko.

Untuk itu, Eko yakin tantangan terbesar ada pada sektor energi. Sebab persoalan beras yang ada di sektor pangan, menurutnya akan bisa teratasi saat musim panen raya namun berbeda dengan energi.

"Eenergi belum bisa diatasi karena pemerintah belum ambil sikap terkait listrik dan BBM. Kalau kemudian tunggu sampai selesai Pilpres, yang jelas kita berharap harganya bisa turun," tutur Eko. Namun dia tidak yakin karena akan sulit untuk turun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement