Jumat 21 Nov 2025 19:32 WIB

APPBI Nilai Diskon Transportasi Nataru Hanya Berdampak Sesaat

Stimulus Nataru dinilai belum cukup, dunia usaha butuh dukungan lebih.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung berburu tiket perjalanan dan wisata di BCA tiket.com Travel Fair 2025, Atrium Utama Mall Gandaria City, Jakarta, Jumat (2/5/2025). Travel Fair 2025 yang berlangsung  2-4 Mei 2025 ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wisata dengan memberikan kemudahan masyarakat dalam merencanakan dan mewujudkan liburan lebih mudah dan terjangkau dengan menghadirkan promo menarik untuk memenuhi kebutuhan perjalanan, mulai dari tiket pesawat, akomodasi, dan atraksi wisata, baik domestik maupun internasional.
Foto: Dok Republika
Pengunjung berburu tiket perjalanan dan wisata di BCA tiket.com Travel Fair 2025, Atrium Utama Mall Gandaria City, Jakarta, Jumat (2/5/2025). Travel Fair 2025 yang berlangsung 2-4 Mei 2025 ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wisata dengan memberikan kemudahan masyarakat dalam merencanakan dan mewujudkan liburan lebih mudah dan terjangkau dengan menghadirkan promo menarik untuk memenuhi kebutuhan perjalanan, mulai dari tiket pesawat, akomodasi, dan atraksi wisata, baik domestik maupun internasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menyambut positif langkah pemerintah menggelontorkan program stimulus diskon tarif transportasi pada Nataru. Namun, Alphonzus menilai program ini tidak akan memberikan efek jangka panjang.

“(Diskon transportasi) bermanfaat, tetapi sesaat. Kami melihat sifatnya lebih sporadis dan bukan program yang berkelanjutan. Jadi belum bisa menyelesaikan permasalahan secara jangka panjang,” ujar Alphonzus saat konferensi pers program Belanja di Indonesia Aja (BINA)–Indonesia Great Sale 2025 di Balairung Soesilo Soedarman, Kementerian Pariwisata, Jakarta, Jumat (21/11/2025).

Baca Juga

Alphonzus mengatakan dunia usaha dan masyarakat memerlukan stimulus hingga fasilitas yang lebih berkesinambungan. Hal ini bertujuan mendongkrak daya beli masyarakat.

“Misalkan daripada pemerintah memberikan pembebasan PPh kepada para karyawan, alangkah lebih baik membuat tiket transportasi murah. Itu akan mendorong pergerakan masyarakat,” ucap Alphonzus.

Alphonzus mendorong agar program diskon tidak dilakukan hanya pada periode tertentu. Ia juga menilai besaran diskon saat ini belum optimal.

“Semaksimal mungkin kasih, kalau perlu (diskon) 50 persen. Itu langsung mendorong ekonomi. Kalau masyarakatnya bergerak, semua sektor ikut bergerak,” lanjut dia.

Alphonzus mengatakan APPBI berkomitmen penuh membantu pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2025. Ia menyebut peak season akhir tahun menjadi momentum dalam merealisasikan target pertumbuhan ekonomi nasional.

“Ini momen terakhir sebelum akhir tahun. Tidak ada kesempatan lain untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tercapai. Makanya semua didorong, termasuk berbagai stimulus tadi untuk memastikan betul-betul pertumbuhannya tercapai,” sambung Alphonzus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement