Kamis 27 Nov 2025 17:54 WIB

Gelar Franchise & Property Talk 2025, BIRU akan Hadirkan Konsep Double Deal dari Aset tak Produktif

Pada 2023 terdapat lebih dari 7 juta rumah kosong di kawasan perkotaan Indonesia.

Outlet BIRU (ilustrasi)
Foto: dokpri
Outlet BIRU (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Biru Semesta Abadi bersama Infobrand Group akan menyelenggarakan Franchise & Property Talk 2025 bertema 'Ubah Properti Jadi Mesin Uang ala Robert T. Kiyosaki' di Hotel Pullman Central Park, Jakarta, Sabtu (6/12/2025).

Acara ini ditujukan bagi pemilik properti, calon investor, entrepreneur dan masyarakat yang ingin mempelajari cara mengubah aset tidak produktif menjadi mesin uang berisiko rendah melalui kombinasi konsep bisnis kas ritel Depo Air Minum BIRU dan investasi aset properti Biru.

Menurut data Kementerian PUPR, pada 2023 terdapat lebih dari 7 juta rumah kosong di kawasan perkotaan Indonesia, kebanyakan hanya menjadi aset diam yang tetap menimbulkan biaya PBB, listrik minimum, hingga perawatan berkala.

Di tengah kondisi banyaknya properti yang tidak menghasilkan arus kas, filosofi Robert T. Kiyosaki menghadirkan pandangan baru bagi pemilik aset untuk menjadikan properti sebagai mesin pendapatan aktif. Dengan penerapan model bisnis yang tepat, setiap properti dapat dimonetisasi secara aman dan konsisten, tanpa bergantung pada sekadar kenaikan nilai jual di masa depan.

Konsep inilah yang mendasari BIRU dalam memperkenalkan pendekatan Double Deal, sebuah strategi investasi teruji yang memberikan peluang bagi pemilik properti untuk membangun aset produktif serta memperoleh arus kas berkelanjutan.

Selama lebih dari 23 tahun, BIRU menjadi pelopor depo air minum isi ulang yang menghadirkan kualitas air minum setara air minum dalam kemasan namun dengan harga yang jauh lebih ekonomis.

BIRU kini telah memiliki lebih dari 820 gerai yang tersebar di 46 kota di 15 provinsi, dengan sistem operasional standar, konsisten, dan mudah dijalankan.

Tidak hanya fokus pada layanan air minum, BIRU juga mengembangkan ekosistem bisnis properti yang melekat pada operasional franchise. Pendekatan ini menawarkan pertumbuhan nilai properti yang berkelanjutan sekaligus arus kas operasional stabil dari usaha Depo Air Minum BIRU, model bisnis yang terbukti tahan krisis ekonomi dan bersifat rendah risiko.

“Franchise Depo Air Minum BIRU menawarkan mitigasi risiko kuat: berbasis properti yang terus naik nilainya, lokasi gerai di area pemukiman dengan pasar stabil, dan tanpa resiko stok kadaluarsa, serta operasional yang efisien, dan didukung permintaan air minum yang terus meningkat, memberikan dasar pasar yang kuat,” ujar Founder & CEO Franchise Depo Air Minum BIRU, Yantje Wongso, Kamis (27/11/2025).

Pengalaman BIRU selama pandemi, inflasi tinggi, dan perlambatan ekonomi menunjukan bahwa konsumsi air minum tidak menurun. Masyarakat justru cenderung beralih ke produk esensial yang lebih terjangkau namun tetap berkualitas tanpa kompromi soal kesehatan.

Dengan berada tepat pada titik kebutuhan tersebut, BIRU mampu menjaga stabilitas bahkan di tengah tekanan ekonomi, menjadikannya peluang usaha yang rendah risiko sekaligus berpotensi tumbuh secara berkelanjutan.

Melalui konsep Double Deal, pemilik aset dapat memperoleh dua keuntungan sekaligus. Model ini menggabungkan dua sumber pendapatan, yaitu investasi properti nilainya yang bertumbuh seiring waktu dan investasi bisnis Franchise Depo Air Minum BIRU yang menghasilkan arus kas harian yang stabil. Sinergi keduanya memperkuat posisi investor, karena properti berfungsi sebagai aset bisnis aktif jangka panjang yang terus meningkat nilainya, sementara bisnis air minum menghadirkan pendapatan operasional yang konsisten.

“Peluang menarik dari investasi aset properti BIRU dan investasi kas retail depo air minum BIRU merupakan dua bentuk investasi yang saling menunjang dan menciptakan sinergi unik. Ini adalah konsep Double Deal yang telah teruji dalam praktik bisnis selama 23 tahun yang kami persembahkan,” lanjut Yantje.

Selain itu, keunggulan lain dari pendekatan ini adalah kemudahan akses terhadap pembiayaan bank. Properti yang digunakan sebagai lokasi bisnis aktif dinilai sebagai jaminan yang lebih kuat karena mencerminkan aktivitas usaha yang nyata sehingga membuka peluang leverage dengan risiko terukur.

Pendekatan ini sejalan dengan prinsip leverage 'hutang baik' yang diperkenalkan Robert T. Kiyosaki, yakni memaksimalkan potensi sebuah aset untuk menciptakan nilai dan penghasilan yang lebih besar di masa mendatang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement