REPUBLIKA.CO.ID, NABIRE -- Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan pihaknya mengagendakan pembangunan sejumlah pembangkit listrik di Provinsi Papua dan Papua Barat. PLN menargetkan ada tambahan total kapasitas pembangkit mencapai 200 megawatt (MW).
"Kita ingin memperbanyak jaringan-jaringan, memperbaiki jaringan-jaringan, membangun gardu induk. Nanti tambahan (daya listrik) sampai akhir 2019 lebih kurang hampir 100 persen dari sekarang, itu kira-kira tambahannya 200 MW," ujarnya di Nabire, Provinsi Papua, Kamis (21/12).
Ia menjelaskan unsur kelistrikan menjadi salah satu hal terpenting untuk menunjang pembangunan di Papua. Apalagi, rasio elektrifikasi di Papua masih yang terkecil di Indonesia."Jadi sampai akhir 2019 cadangannya di atas 30 persen, jadi tidak ada (listrik) mati-hidup," kata dia.
Sofyan pun memastikan tantangan yang diberikan Presiden Joko Widodo agar sekitar 2.000 desa yang belum terlistriki di Papua bisa diterangi pada 2018.
Namun hal tersebut dapat diwujudkan dengan kerjasama antara PLN dengan Kementerian ESDM yang juga berkomitmen mewujudkan program "Papua Terang".
"Sebelum listrik masuk, masyarakat pakai panel surya terlebih dahulu melalui Kementerian ESDM dan APBN," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo saat meresmikan PLTMG Nabire 20 MW, menyebut dari sekitar 3.000 desa yang belum terlistriki di Indonesia, sekitar 2.000 desa ada di Papua.Ia pun meminta Kementerian ESDM dan PLN dapat segera melistriki atau menerangi seluruh desa tersebut dalam waktu secepat mungkin.
"Saya sudah perintah ke Menteri ESDM dan PLN tahun depan semua sudah harus berlistrik," katanya.
Sebagai informasi kini daya mampu yang dihasilkan pembangkit listrik milik PLN di Provinsi Papua dan Papua Barat mencapai 419 MW sedangkan kebutuhannya mencapai 281 MW.