Senin 11 Dec 2017 17:04 WIB

Kisah Cina Membangun PLTA Terbesar di Dunia

Rep: satria kartika yudha/ Red: Dwi Murdaningsih
Dirut PLN Sofyan Basir (ketiga kanan) berfoto bersama jajaran direksi PLN di PLTA Three Gorges Dam, Provinsi Hubei, Cina, Kamis (7/12).
Foto: republika/satria kartika yudha
Dirut PLN Sofyan Basir (ketiga kanan) berfoto bersama jajaran direksi PLN di PLTA Three Gorges Dam, Provinsi Hubei, Cina, Kamis (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, YILING -- Cina sangat serius memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT). Negeri Tirai Bambu tersebut bahkan telah memiliki pembangkit listrik tenaga air (PLTA) terbesar di dunia.

Nama PLTA itu Three Gorges Dam atau Bendungan Tiga Ngarai. Terletak di distrik Yiling, Provinsi Hubei, Three Gorges Dam memiliki total kapasitas mencapai 22.500 megawatt (MW). Jumlah itu hampir setengah dari total kapasitas pembangkit di Indonesia yang sekitar 53 ribu MW.

Pekan lalu, Republika.co.id berkesempatan mengunjungi Three Gorges Dam dalam rangka kunjungan kerja PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN selama sepekan. PLN juga memboyong pakar energi dan sejumlah akademisi dalam studi banding ini.

Semangat Cina membangun PLTA di Sungai Yangtze salah satunya untuk meminimalisasi musibah banjir. Dahulu, ada jutaan orang yang tinggal di sekitar sungai tersebut.

Dalam cuplikan video yang ditayangkan China Yangtze Power sebagai operator Three Gorges Dam, musibah banjir besar beberapa kali terjadi akibat luapan Sungai Yangtze. Pada 1954 misalnya, sungai terpanjang ketiga dunia itu meluap hingga menewaskan sekitar 33 ribu orang.

Pembangunan Bendungan Tiga Ngarai menuai banyak kontroversi dari berbagai kalangan di penjuru dunia. Proyek ini sempat dikecam karena dinilai melanggar hak asasi manusia. Maklum, untuk membangunnya, Cina harus merelokasi hingga 1,2 juta orang. Tentangan juga datang dari para ahli geologi.

Singkat cerita, Cina akhirnya menyepakati pembangunan pada 1992 dan memulai konstruksi dua tahun setelahnya. Three Gorges Dam beroperasi penuh pada 2012.

Bagi Direktur Utama PLN Sofyan Basir, ada pelajaran berharga yang didapat dari kisah Cina membangun PLTA terbesar di dunia ini. "Mereka punya semangat juara. Mereka belajar ke Amerika dan Eropa, saat kembali mereka mampu membangun PLTA terbesar ini," kata Sofyan.

Sofyan mengatakan, keseriusan Cina dalam membangun PLTA perlu ditiru. PLN, ujar dia, akan memaksimalkan pemanfaatan EBT dalam pembangkit listrik.

"Kita tidak boleh ragu untuk berbuat seperti ini ke depan dan memanfaatkan EBT sebesar-besarnya," ujar dia.

Sejak 2015, PLN telah menandatangani 82 power purchase agreement (PPA) atau jual beli listrik EBT dengan total kapasitas mencapai 2.966 MW. PPA EBT didominasi PLTA dengan kapasitas 2.519 MW.

Dari 82 PPA tersebut, 69 di antaranya diteken tahun ini. Sofyan mengatakan, penandatanganan tersebut merupakan rekor baru bagi PLN. Baru kali ini, PLN dalam setahun menandatangani PPA dengan kapasitas 1.200 MW.

Dia mengungkapkan, PLN sedang melakukan penjajakan untuk membangun PLTA di Kalimantan Utara. Kata dia, salah satu sungai di Kaltara, yakni Sungai Kayan, berpotensi menghasilkan listrik hingga 9.000 MW.

Menurut Sofyan, Pemprov Kaltara menyatakan siap bekerja sama dengan PLN. "Untuk PLTA, sungai itu yang saat ini memiliki potensi terbesar dalam hal kapasitas," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement