Senin 07 Jul 2025 14:36 WIB

PLN Akselerasi Proyek Gasifikasi di Nias

Proyek strategis ini untuk mendukung swasembada energi dan kurangi emisi karbon.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Tampak atas Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 35 megawatt (MW) yang terletak di Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara. Program gasifikasi yang dikembangkan di klaster Nias akan menopang operasional pembangkit ini yang direncanakan meningkat menjadi 59 MW.
Foto: PLN
Tampak atas Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias berkapasitas 35 megawatt (MW) yang terletak di Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara. Program gasifikasi yang dikembangkan di klaster Nias akan menopang operasional pembangkit ini yang direncanakan meningkat menjadi 59 MW.

REPUBLIKA.CO.ID, NIAS — PT PLN (Persero) melalui subholding PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) resmi memulai pembangunan infrastruktur gasifikasi Klaster Nias. Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) di Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Nias pada pertengahan pekan lalu.

Inisiatif ini merupakan bagian dari langkah PLN dalam mendukung visi swasembada energi Presiden Prabowo Subianto melalui pemanfaatan gas alam yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jisman P. Hutajulu, menyampaikan bahwa proyek ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM) serta memperkuat ketahanan energi nasional. Proyek ini selaras dengan peta jalan transisi energi dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).

Baca Juga

Groundbreaking gasifikasi di PLTMG Nias bukan hanya untuk menghadirkan listrik yang andal dan terjangkau, tetapi juga memperkuat ekonomi lokal dan ketahanan energi nasional,” ujar Jisman, dikutip Senin (7/7/2025).

Ia menambahkan, sebagai bagian dari strategi tersebut, PLN juga menyiapkan pengembangan enam klaster gasifikasi di berbagai wilayah, yaitu Nias, Sulawesi–Maluku, Nusa Tenggara, Papua Utara, Papua Selatan, dan Kalimantan.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyatakan bahwa proyek gasifikasi di Nias menunjukkan kolaborasi lintas sektor mampu mempercepat transisi energi nasional. Di saat yang sama, proyek ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan investasi dan penciptaan lapangan kerja baru.

“Melalui sinergi berbagai pihak, kami tidak hanya membangun infrastruktur gasifikasi, tetapi juga membangun masa depan energi yang tangguh dan berkelanjutan, serta memberikan multiplier effect bagi masyarakat,” ujar Darmawan.

Ia menjelaskan, dengan cadangan daya mencapai 20 megawatt (MW) atau sekitar 43 persen dari beban puncak, sistem kelistrikan Nias dinilai cukup untuk menopang pertumbuhan sektor perikanan, pariwisata, hingga Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Gasifikasi ini diperkirakan menghemat sekitar Rp72,4 miliar per tahun, dan bisa mencapai Rp153 miliar per tahun saat beroperasi penuh. Efisiensi ini membuka ruang investasi baru dan mendukung pertumbuhan konsumsi listrik Nias yang naik 11 persen, tertinggi di Sumatra,” kata Darmawan, dalam keterangan resmi PLN.

Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto, menjelaskan bahwa proyek ini mencakup pembangunan tangki penyimpanan Liquefied Natural Gas (LNG) berkapasitas 3.000 meter kubik (m³), dengan kapasitas regasifikasi hingga 13 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Infrastruktur ini akan menopang operasional PLTMG yang saat ini memiliki kapasitas awal 35 MW, dan akan ditingkatkan menjadi 59 MW.

Rakhmad menambahkan bahwa proyek ini berpotensi mengurangi emisi karbon hingga 30 persen. Angka ini setara dengan 29 ribu ton karbon dioksida (CO₂) per tahun pada tahap awal, dan hingga 47 ribu ton CO₂ saat kapasitas penuh tercapai.

Ia berharap dukungan dari seluruh pemangku kepentingan agar proyek ini berjalan lancar dan dapat memberikan manfaat nyata bagi lebih dari 150 ribu pelanggan di Nias.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement