REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menegaskan kesiapan PLN mendukung penuh visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada energi dan memperkuat ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) nasional. PLN memasok listrik 2 x 27 megavolt ampere (MVA) ke pabrik baterai EV milik PT Contemporary Amperex Technology Indonesia Battery (CATIB) di Karawang, Jawa Barat.
Pabrik tersebut merupakan salah satu bagian dari ekosistem industri baterai EV terintegrasi di kawasan industri tersebut. “PLN siap menjadi support system dalam pengembangan proyek strategis nasional ini melalui penyediaan infrastruktur kelistrikan yang andal, layanan responsif, dan kolaborasi erat dengan seluruh pemangku kepentingan,” kata Darmawan, dikutip Selasa (1/7/2025).
Ia menjelaskan, penyambungan daya dilakukan secara progresif untuk memastikan setiap tahap pembangunan berjalan tanpa hambatan. “Tahap awal kami suplai sebesar 2,1 MVA untuk mendukung proses konstruksi. Selanjutnya, kapasitas akan ditingkatkan secara bertahap hingga mencapai 2 × 27,7 MVA pada 2027,” ujar Darmawan, juga tertulis dalam keterangan resmi PLN.
Sebelumnya, pada Ahad (29/6/2025) siang WIB, Presiden Prabowo meresmikan groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi di kawasan industri Karawang tersebut. Presiden menyebut groundbreaking ini sebagai langkah strategis dalam mewujudkan swasembada energi, sekaligus simbol kolaborasi lintas sektor dan mitra global.
“Kita bisa bekerja sama dengan program yang menurut saya ini termasuk, bisa dikatakan kolosal, bisa dikatakan terobosan luar biasa. Dari sini kita bisa menghasilkan energi terbarukan dan ramah lingkungan yang dicita-citakan seluruh dunia,” ujar Prabowo.
Kepala negara menekankan, program hilirisasi merupakan strategi nasional untuk memastikan kekayaan alam Indonesia dikelola secara optimal. Kemudian hasilnya memberi manfaat nyata bagi seluruh rakyat.
“Kunci daripada pembangunan suatu bangsa adalah memang kemampuan bangsa itu mengolah sumber alam menjadi bahan yang bermanfaat dan punya nilai tambah yang tinggi sehingga bisa mendorong kemakmuran dan kesejahteraan,” kata Prabowo.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia menyampaikan, proyek ini berperan strategis dalam mendukung kemandirian energi nasional dan ekosistem EV. Dengan skala produksi baterai EV yang besar, Indonesia berpotensi mengurangi ketergantungan pada impor energi berbasis fosil.
“Kita resmikan groundbreaking proyek berkapasitas produksi 15 gigawatt hour (GWh). Ini sama dengan kalau kita konversi ke mobil, baterai mobil itu kurang lebih sekitar 250 ribu sampai 300 ribu mobil. Ini bisa menghemat impor bahan bakar minyak (BBM) sekitar 300 ribu kiloliter per tahun,” jelas Bahlil.