Senin 03 Apr 2017 16:54 WIB

Penurunan Harga Pangan Buat Deflasi 0,02 Persen Sepanjang Maret

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Budi Raharjo
Cabai rawit merah.
Foto: Antara
Cabai rawit merah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Pusat Statistk (BPS) mencatat, terjadi deflasi sebesar 0,02 persen pada Maret 2017. Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, deflasi terjadi terutama disebabkan oleh penurunan harga pada dua kelompok utama yakni bahan makanan dan transportasi.

Meski begitu, BPS juga melihat dorongan inflasi masih disumbangkan oleh penyesuaian tarif listrik nonsubsidi 900 Volt Ampere (VA) dan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dan Pertalite. Hanya saja, lanjut Suhariyanto, penurunan harga pangan akibat panen raya mampu menekan inflasi yang disebabkan penyesuaian tarif listrik dan kenaikan BBM.

Rilis BPS menyebutkan, dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang disurvei terdapat 49 kota yang mengalami deflasi dan 33 kota yang mengalami inflasi. Deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan, Belitung dengan angka deflasi 1,49 persen dan deflasi terendah terjadi di Padang, Sumatra Barat dan Purwokerto, Jawa Tengah sebesar 0,01 persen.

Sementara untuk inflasi, angka tertinggi terjadi di Merauke, Papua sebesar 1,24 persen dan terendah terjadi di Tembilahan, Riau dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan sebesar 0,01 persen.

Dilihat dari komponennya, BPS merilis bahwa komponen inti mengalami inflasi 0,1 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender untuk Januari-Maret 2017 tercatat sebesar 1,19 persen. Dengan inflasi tahunan Maret 2017 terhadap Maret 2016 sebesar 3,61 persen.

Bila dirinci lagi, komoditas yang harganya diatur pemerintah atau administered prices mengalami inflasi 0,37 persen dengan sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,07 persen. Sementara harga-harga yang bergejolak atau volatile prices termasuk beras, cabai merah, cabai rawit, dan bahan pangan lainnya mengalami deflasi sebesar 0,77 persen dengan sumbangan kepada inflasinya -0,15 persen.

"Agak di luar dugaan, pada maret 2017 terjadi deflasi sebesar 0,02 persen. BI 0,05 persen menduga inflasi. Beberapa ekonom juga duga inflasi rendah, namun BPS mencatat deflasi 0,02 persen," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (3/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement