Selasa 08 Apr 2025 12:11 WIB

Sektor Transportasi Alami Deflasi pada Ramadhan dan Idul fitri, Pertama Sejak Pandemi

Secara historis pada periode 2022-2024 kelompok transportasi selalu alami inflasi.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
BPS mengungkapkan terjadinya deflasi sektor transportasi pada momen Ramadhan dan Idulfitri 2025. (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
BPS mengungkapkan terjadinya deflasi sektor transportasi pada momen Ramadhan dan Idulfitri 2025. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan terjadinya deflasi sektor transportasi pada momen Ramadhan dan Idulfitri 2025. Data tersebut menunjukkan pertama kalinya kelompok transportasi mengalami deflasi sejak pandemi Covid-19. 

“Secara historis pada periode 2022-2024 kelompok transportasi selalu mengalami inflasi pada momen Ramadhan dan Idulfitri, sedangkan pada momen Ramadhan dan Idulfitri 2025 kelompok ini mengalami deflasi sebesar 0,08 persen dengan andil sebesar 0,01 persen,” kata Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah dalam konferensi pers di Kantor BPS, Jakarta, Selasa (8/4/2025).

Baca Juga

Habibullah menerangkan, deflasi kelompok transportasi didorong oleh penurunan tarif angkutan udara yang menyumbang andil deflasi sebesar 0,04 persen dengan tingkat deflasi sebesar 4,83 persen. 

Ia melanjutkan, sedangkan komoditas yang mengalami inflasi pada kelompok transportasi adalah tarif angkutan antarkota. Tingkat inflasinya yakni sebesar 7,61 persen dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen. Secara umum komoditas tarif angkutan udara antarkota mengalami inflasi pada momen Idulfitri tahun ini. 

Diketahui, BPS mencatat terjadi inflasi pada Maret 2025 sebesar 1,65 persen secara bulanan (month to month/mtm), atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 105,48 pada Februari 2025 menjadi 107,22 pada Maret 2025.  

Adapun secara tahunan atau year on year (yoy) juga terjadi inflasi sebesar 1,03 persen. Sedangkan secara tahun kalender atau year to date (ytd) inflasi yang terjadi mencapai 0,39 persen. 

Kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar pada Maret 2025 adalah perumahan, air listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan inflasi sebesar 8,45 persen, dan memberikan andil inflasi sebesar 1,18 persen. 

“Komoditas yang dominan mendorong inflasi kelompok ini adalah tarif listrik yang memberikan andil inflasi sebesar 1,18 persen,” ujar Habibullah. 

Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi adalah bawang merah dengan andil inflasi sebesar 0,11 persen, cabe rawit 0,06 persen, emas perhiasan 0,05 persen, dan daging ayam ras dengan andil inflasi 0,03 persen. 

“Selain itu terdapat komoditas yang masih memberikan andil deflasi pada Maret 2025. Yaitu tarif angkutan udara dengan andil deflasi sebesar 0,04 persen,” ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement