REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank BJB membukukan kinerja positif sepanjang 2016. Laba bersih tahun lalu pun tercatat tumbuh 14,4 persen year on year (yoy) menjadi Rp 1,56 triliun, sebelumnya Rp 1,37 triliun pada 2015.
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan menjelaskan, faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih berasal dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh 23,4 persen yoy menjadi Rp 5,7 triliun. Laba bersih tersebut juga bersumber dari peningkatan pendapatan komisi (fee based income) yang naik 3,8 persen yoy.
"Kinerja positif di 2016," ujar Irfan dalam Analyst Meeting, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis, (2/3).
Ia mengungkapkan, di 2017 BJB akan melakukan beberapa strategi untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga The Fed yang diprediksi akan terjadi dua kali. "Saya lihat pertumbuhan ekonomi pemerintah optimis tapi lihat secara global dunia kan belum begitu menguntungkan. Maka kita antisipasi dengan penurunan target pertumbuhan profit atau margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dari 7,4 persen menjadi 6,7 sampai 7,1 persen tahun ini," jelas Irfan.
Untuk target pertumbuhan dana sendiri, BJB menargetkan tumbuh 15 sampai 16 persen. Dengan target rasio kecukupan modal (CAR) 17 sampai 19 persen.