Selasa 04 Oct 2016 09:51 WIB

Menyulap Potensi Bencana Ring of Fire Menjadi Energi Masa Depan

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Ilham
Energi panas bumi. Ilustrasi.
Foto: greenfieldenergyco.com
Energi panas bumi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lokasi Indonesia yang berada di cincin api (ring of fire) dunia dengan banyaknya gunung api di samping memberikan dampak yang berbahaya juga memberikan anugerah akan tersedianya energi yang ramah lingkungan, yaitu panas bumi (geothermal). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat potensi energi panas bumi yang dimiliki oleh Indonesia mencapai sekitar 28 ribu megawatt (MW) dengan potensi sumber daya 13.440 MW dan reserves 14.473 MW tersebar di 265 lokasi di seluruh Indonesia.

Dari potensi sebesar itu, empat persen atau 1.189 MW telah dimanfaatkan energinya untuk pembangkitan tenaga listrik dengan kapasitas terpasang terbesar berada di wilayah Jawa Barat, yaitu sebesar 1.057 MW (mencapai 20 persen dari cadangan), kemudian diikuti oleh Jawa Tengah 60 MW, Sulawesi Utara 60 MW, dan Sumatra Utara 12 MW.

Semakin tingginya kebutuhan energi listrik di dalam negeri menjadikan sumber energi panas bumi kini menjadi pilihan utama pemerintah dalam penyediaan tenaga listrik nasional. Melalui program percepatan pembangunan pembangkit tenaga listrik 10 ribu MW tahap II, pemerintah menginginkan komposisi energy mix lebih diarahkan ke energi baru terbarukan, yang salah satunya adalah panas bumi.

Melalui pelaksanaan program tahap II ini, diharapkan kontribusi pemanfaatan energi panas bumi di Indonesia meningkat menjadi 17 persen (4.713 MW) dari potensi energi panas bumi yang ada hingga tahun 2015. "Tahun 2019 setelah Sarulla beroperasi, kita (Indonesia) akan bisa menyalip posisi Filipina dalam penggunaan energi panas bumi," ujar Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana kepada Republika.co.id, dalam sebuah kesempatan baru-baru ini.

Pembangkit listrik panas bumi (PLTP) Sarulla di Sumatra Utara akan memproduksi listrik sebesar 330 MW. Pembangkit listrik Sarulla ini, menurut Rida, akan menjadi PLTP terbesar di dunia.

Menurut data Asosiasi Panas Bumi Internasional, Indonesia saat ini menempati posisi ketiga dunia negara yang paling banyak menghasilkan listrik menggunakan energi panas bumi dengan jumlah energi listrik yang dihasilkan sebesar 1.197 megawatt electrical (MWe). Ranking Indonesia ini berada di bawah Filipina (1.904 MWe) dan Amerika Serikat (3.092 MWe).

Di Indonesia, pemain lokal di sektor panas bumi terbilang minim jumlahnya. Pertamina Geothermal Energy (PGE) termasuk diantaranya. Dalam melakukan kegiatan eksplorasi panas bumi, anak usaha PT Pertamina (Persero) ini sangat agresif. Setiap tahun, PGE rata-rata melakukan pemboran sebanyak 11-12 sumur panas bumi.

"PGE sudah agresif karena jika rata-rata per sumur 10 juta dolar AS, untuk 12 lubang mencapai 120 juta dolar AS. Itu juga belum tentu dapat, tetapi Pertamina roh-nya di situ, bermain di eksplorasi," ujar Direktur Panas Bumi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Yunus Saefulhak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement