Kamis 19 Jun 2025 13:05 WIB

Ketegangan Iran-Israel, Industri Diminta Evaluasi Rantai Pasok

Pasar energi, logistik, hingga harga barang bisa terguncang akibat ketegangan geopoli

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Petugas penyelamat, polisi dan militer memeriksa bangunan yang hancur terkena rudal Iran di Tel Aviv, Senin (16/6/2025). Serangan Iran membuat sejumlah bangunan di Israel hancur berantakan. Komando Front Dalam Negeri Israel mengatakan serangan Iran meluas dari Eilat di selatan hingga kota Naqoura di utara, tanpa sepenuhnya bisa dicegat sistem pertahanan udara.
Foto: AP Photo/Baz Ratner
Petugas penyelamat, polisi dan militer memeriksa bangunan yang hancur terkena rudal Iran di Tel Aviv, Senin (16/6/2025). Serangan Iran membuat sejumlah bangunan di Israel hancur berantakan. Komando Front Dalam Negeri Israel mengatakan serangan Iran meluas dari Eilat di selatan hingga kota Naqoura di utara, tanpa sepenuhnya bisa dicegat sistem pertahanan udara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketegangan antara Iran dan Israel yang semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir memberikan potensi risiko terhadap rantai pasokan global, mengingat ketersebaran sumber-sumber pasokan dan permintaan secara global.

Senior Konsultan Supply Chain Indonesia (SCI), Zaroni, menganalisis sejumlah potensi risiko gangguan rantai pasok sebagai dampak dari ketegangan geopolitik tersebut. “Pertama, dampak terhadap pasar energi dunia, terutama yang melalui Selat Hormuz sebagai jalur transportasi laut strategis untuk pengiriman minyak,” ujar Zaroni dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (19/6/2025).

Baca Juga

Zaroni menilai peningkatan ketegangan akan menaikkan harga minyak dunia yang berdampak terhadap biaya produksi dan transportasi global. Kedua, berdampak terhadap risiko makroekonomi global, termasuk inflasi, pelemahan daya beli, penurunan permintaan agregat, penurunan pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan biaya logistik global.

“Ketiga, gangguan terhadap rantai pasokan perusahaan global yang kompleks dan bergantung pada wilayah-wilayah tertentu,” lanjut Zaroni.

Ia memprediksi gangguan pada rantai pasokan di wilayah Iran dan Israel, serta wilayah sekitarnya, akan berdampak pada ketersediaan barang dan harga di pasar global. Keempat, peningkatan biaya logistik, terutama jika terjadi gangguan pada rute pelayaran, termasuk peningkatan biaya transportasi global dan asuransi kargo.

“Kelima, dampak terhadap stabilitas ekonomi global, termasuk nilai tukar mata uang dan harga saham, yang dapat berdampak pada penurunan volume perdagangan internasional, baik dari sisi pasokan maupun permintaannya,” ucap Zaroni.

Zaroni menyatakan, konflik Iran-Israel akan berdampak terhadap ketersediaan beberapa jenis barang di dalam negeri, terutama untuk produk yang bergantung pada impor dari wilayah terdampak konflik. Beberapa jenis barang akan mengalami penurunan ketersediaan di pasar yang kemudian menyebabkan kenaikan harga.

Selain itu, jika barang-barang impor tersebut merupakan bahan baku atau komponen penting dalam proses produksi, akan terjadi peningkatan biaya produksi dan harga jual produk. Hal ini akan menurunkan daya saing serta profitabilitas perusahaan. Menurut Zaroni, industri perlu segera mengevaluasi rantai pasok produknya.

“Selain mengantisipasi potensi gangguan beserta dampaknya, industri perlu mencari alternatif rantai pasok domestik maupun global yang lebih aman dan efisien,” kata Zaroni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement