REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) pada Senin (25/7) mengumumkan keputusan dewan untuk mengubah metodologi pembulatan untuk menentukan rekening mata uang dalam keranjang Special Drawing Right (SDR), guna persiapan teknis memasukkan mata uang Cina, Renminbi (RMB) Yuan, dalam keranjang SDR.
Metodologi diubah memungkinkan jumlah mata uang akhir untuk menghasilkan bobot mata uang yang sangat dekat dengan bobot yang diadopsi oleh IMF. IMF mengatakan mereka juga membuat perhitungan jumlah mata uang yang lebih mudah untuk menjawab pengguna SDR dan pelaku pasar.
Menurut IMF, jumlah mata uang adalah jumlah unit masing-masing mata uang dalam keranjang SDR. Jumlah mata uang memainkan peran sentral dalam penilaian harian dari SDR. Penilaian harian SDR berdasarkan jumlah nilai pada kurs mata uang harian terhadap dolar AS.
Jumlah mata uang ditentukan pada hari kerja terakhir sebelum keranjang SDR baru menjadi efektif dan masih tetap selama periode valuasi SDR.
Tahun lalu, IMF memutuskan untuk memasukkan RMB Yuan dalam keranjang SDR sebagai mata uang kelima, bersama dengan dolar AS, euro, yen Jepang dan poundsterling, efektif 1 Oktober 2016. Jumlah mata uang akhir untuk periode penilaian baru akan ditentukan dan diumumkan pada 30 September tahun ini dan akan tetap selama lima tahun.