REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan mengalami sedikit peningkatan dari proyeksi. Kepala Ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, menilai ketika IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan melambat menjadi sekitar tiga persen pada 2023 dan 2024.
“Banyak tantangan masih membayangi dan masih terlalu dini untuk merayakannya," kata Gourinchas dikutip dari AP, Selasa (25/7/2023).
Perkiraan terbaru mencerminkan peningkatan 0,2 persen dari proyeksi IMF pada April. Kala itu IMF mengatakan ekonomi dunia diperkirakan tumbuh kurang dari tiga persen pada tahun ini dan meningkatkan risiko kelaparan dan kemiskinan secara global.
Walaupun sedikit membaik, IMF melaporkan pertumbuhan global tetap lemah. Meskipun begitu, Gourinchas mengatakan dalam waktu dekat terdapat tanda-tanda kemajuan yang tidak dapat disangkal.
IMF juga memperkirakan inflasi global turun dari 8,7 persen pada 2022 menjadi 6,8 persen pada 2023 dan 5,2 persen pada 2024. Gourinchas mengatakan ancaman inflasi yang lebih tinggi karena invasi Rusia ke Ukraina dan cuaca ekstrem dapat menyebabkan bank sentral menaikkan suku bunga atau menyebabkan para pemimpin dunia memberlakukan kebijakan ekonomi yang lebih ketat.
Selain itu, pemulihan China yang lambat setelah pembukaan kembali ekonominya pascapandemi menunjukkan tanda-tanda kehilangan tenaga. Sementara itu, perekonomian AS secara mengejutkan telah terbukti tangguh dalam menghadapi biaya pinjaman yang sangat tinggi.
Pengusaha AS menambahkan 278 ribu pekerjaan yang kuat sebulan sepanjang tahun ini dan pada 3,6 persen pada Juni 2023. Selain itu tingkat pengangguran tidak jauh dari level terendah setengah abad.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan pejabat lainnya akan bertemu pekan ini untuk keputusan terbaru tentang suku bunga. Kebijakan The Fed diharapkan bisa lebih longgar yang merupakan tujuan untuk membatasi inflasi tanpa menyebabkan resesi yang dalam.