Jumat 15 May 2015 14:35 WIB

BBM Batal Naik, Kredibilitas Pemerintah Pengaruhi Dunia Usaha

Rep: c32/ Red: Satya Festiani
Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Grogol, Jakarta, Selasa (28/4)
Foto: Republika/Prayogi
Seorang petugas melayani penjualan bahan bakan minyak (BBM) di salah satu SPBU Kawasan Grogol, Jakarta, Selasa (28/4)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi dari Institut for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, menilai pembatalan kebijakan harga baru Bahan Bakar Minyak (BBM) memperlihatkan kredibilitas pemerintah yang buruk dan akan berdampak kepada dunia usaha.

“Kalau kredibilitas pemerintah yang seperti ini dalam membuat kebijakan, ini bisa berpengaruh kepada perekonomian,” ungkap Enny kepada ROL, Jumat (15/5). Menurutnya ini akan berdampak kepada dunia usaha Indonesia walaupun memang tidak secara langsung.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pembatalan ketentuan harga baru BBM ini sudah memengaruhi kredibilitas. Lalu, masih menurut Enny, kredibilitas ini akan memengaruhi juga persepsi masyarakat.

“Tentu persepsi ini akan muncul dari pelaku investor atau pelaku bisnis dan usaha terhadap kredibelitas pemerintah. Mereka pasti akan memperhitungkan itu yang akan berdampak langsung kepada usaha bisnis yang mereka lakukan,” jelas Enny.

Oleh karena itu, Enny menganggap jika persepsi investor atau pelaku bisnis lain sudah terganggu maka dunia usaha pasti juga akan terganggu. Ia melanjutkan, jika sudah terjadi hal tersebut maka imbasnya akan menyentuh kepada perekonomian Indonesia.

“Pemerintah seharusnya dalam membuat kebijakan ekonomi juga perhitungkan dampak kepada stakeholder yang terkait, sehingga tidak memunculkan sentimen negatif dan berimbas kepada dunia usaha,” kata Enny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement