REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah membuka pemesanan tiket untuk masa Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru 2025/2026) sejak 21 November 2025. Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyampaikan ketersediaan tiket masih luas.
"Hingga Senin (24/11/2025), penjualan tiket untuk periode perjalanan 18 Desember 2025-4 Januari 2026 telah mencapai 566.806 tiket atau 20,48 persen dari total 2.767.688 tempat duduk yang disediakan," ujar Anne dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (24/11/2025).
Anne mengimbau masyarakat melakukan pemesanan lebih awal. Jika dilakukan sejak awal, pelanggan masih memiliki kesempatan mendapatkan tarif diskon sesuai kuota yang tersedia serta memilih jadwal perjalanan yang diinginkan.
Anne menjelaskan KAI menyediakan diskon 30 persen untuk perjalanan 156 KA reguler dan 26 KA tambahan kelas ekonomi komersial. Kuota diskon mencapai 1.509.080 pelanggan, berlaku untuk keberangkatan 22 Desember 2025 – 10 Januari 2026.
“Tiket dengan tarif diskon dapat dipesan melalui seluruh kanal resmi hingga 10 Januari 2026. Diskon tidak berlaku pada tarif khusus dan tidak dapat digabungkan dengan program diskon lain. Namun tiket diskon tetap bisa dibatalkan dan diubah jadwal sesuai aturan,” ucap Anne.
Ia menambahkan kuota diskon masih tersedia di banyak tanggal dan relasi. Anne menjelaskan daftar KA yang mendapatkan diskon 30 persen dapat dilihat melalui aplikasi Access by KAI.
"Kami mendorong masyarakat segera memanfaatkan peluang ini selagi kuotanya masih cukup besar," sambung Anne.
Anne menegaskan KAI memastikan kesiapan sarana, prasarana, pelayanan, dan pengamanan untuk mendukung kelancaran mobilitas pada libur panjang akhir tahun. Layanan kereta api berperan penting dalam menjaga pergerakan masyarakat, menggerakkan ekonomi daerah, serta memastikan konektivitas antarkota tetap lancar.
“Kereta api membantu masyarakat berpindah dengan aman, nyaman, dan terjangkau. Pada masa Nataru ini, kami berkomitmen menjaga kelancaran perjalanan sekaligus mendukung aktivitas perekonomian dan konektivitas nasional,” kata Anne.