Sabtu 15 Nov 2025 12:40 WIB

Jelang Nataru, Ditjen Hubud Siapkan Antisipasi Lonjakan Penumpang Pesawat

Kebutuhan armada diproyeksikan mencapai 326 pesawat pada periode Nataru.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F Laisa, mengatakan posko pemantauan Nataru akan dibuka mulai 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F Laisa, mengatakan posko pemantauan Nataru akan dibuka mulai 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru), Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan menyiapkan rencana operasi khusus untuk memastikan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan pengguna jasa penerbangan.

 

Baca Juga

Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F Laisa, mengatakan posko pemantauan Nataru akan dibuka mulai 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026 di Kantor Pusat Kemenhub, yang memantau kegiatan di 257 bandara seluruh Indonesia.

“Kami memperkirakan jumlah penumpang mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu, baik untuk rute domestik maupun internasional,” ujar Lukman.

Untuk periode Nataru 2025, Ditjen Hubud memproyeksikan kebutuhan 326 pesawat, terdiri atas 286 pesawat jet dan 40 pesawat propeller.

Saat ini total armada pesawat udara di Indonesia mencapai 560 unit, dengan 366 pesawat siap beroperasi dan 194 dalam perawatan. Maskapai dengan jumlah armada terbanyak antara lain Lion Air (97 unit), Wings Air (77 unit), dan Garuda Indonesia (81 unit).

Puncak arus keberangkatan Natal diperkirakan terjadi pada 21 Desember 2025, sementara arus balik terbesar akan terjadi pada 3–4 Januari 2026.

Bandara tersibuk diprediksi meliputi Soekarno-Hatta (Tangerang), Ngurah Rai (Denpasar), Sultan Hasanuddin (Makassar), Kualanamu (Medan), dan Juanda (Surabaya). Untuk rute internasional, pergerakan tertinggi diperkirakan terjadi dari dan menuju Singapura serta Kuala Lumpur.

Lukman juga menekankan pentingnya kesiapan seluruh operator penerbangan dan bandara dalam menjaga keselamatan, keamanan, serta pelayanan penumpang. “Kami sudah menyiapkan contingency plan dan pedoman bandara siaga bencana untuk menghadapi kondisi darurat,” tegasnya.

Selain itu, pemerintah bersama operator penerbangan memberikan berbagai insentif untuk menekan tarif tiket pesawat selama periode Nataru, termasuk diskon PPN tiket ekonomi, pengurangan biaya layanan bandara, dan penurunan harga avtur di 37 bandara.

“Diskon tarif berlaku untuk pembelian tiket pada 22 Oktober 2025–10 Januari 2026 dan periode penerbangan 22 Desember 2025–10 Januari 2026. Semoga ini menjadi kado terbaik bagi para penumpang di musim liburan kali ini,” ujar Lukman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement