Ahad 17 May 2015 15:52 WIB

BBM Batal Naik, Pertamina Diminta Tanggung Selisih Harga

Rep: C85/ Red: Indira Rezkisari
Sudirman Said (16/4).(Republika/Rakhmawaty La'lang).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sudirman Said (16/4).(Republika/Rakhmawaty La'lang).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Pertamina diminta menanggung selisih harga BBM saat ini dengan harga keekonomian. Seperti misalnya harga solar saat ini sebesar Rp 6.900 yang seharusnya jika naik menjadi Rp 9.200. Namun lantaran pemerintah menghimbau Pertamina untuk batal menaikkan harga BBM, maka akan ada selisih harga Rp 2.300 yang harus ditanggung.

Menurut UU nomor 22 tahun 2001 subsidi BBM pemerintah maksimum hanya Rp 1.000. Siapa yang akan menanggung selisih tersebut?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengatakan selisih harga ini akan ditanggung oleh Pertamina hingga penyesuaian harga nanti benar dilakukan.

"Kalau subsidi kita tetap akan menggunakan undang-undang APBN Rp 1.000 untuk solar. Jadi siapa yang akan menanggung, nanti kita akan perhitungkan. Yang penting tidak membebani APBN, sementara mungkin membebani Pertamina. tapi tadi dijelaskan, bagaimana kompensasinya ke depan," jelas Sudirman dalam jumpa pers, akhir pekan ini.

Mengenai keriuhan yang terjadi belakangan saat Pertamina berniat menaikkan harga BBM non subsidi, Sudirman menilai selama ini ada pihak pihak yang menikmati ketidakefisienan yang dilakukan Pertamina. Sehingga ketika saat ini Pertamina berbenah di semua lini, pihak pihak ini akan berteriak.

"Dan karena itu wajar kalau selama ini ada pihak-pihak yang menikmati ketidak-efisienan itu  dan beraksi dan menurut saya masyarakat tahu usaha ini akan mendapat hambatan, dan segala macam terjadi, tapi kita konsisten saja, karena ujungnya kita bekerja untuk melayani masyarakat," ujar Sudirman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement