Jumat 23 May 2014 15:45 WIB

Ketergantungan Indonesia Terhadap Susu Impor Tinggi

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Susu segar
Foto: shutterstock
Susu segar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketersediaan susu segar dalam negeri makin menipis. Masyarakat harus bersaing mendapatkan susu segar dengan pelaku industri yang juga mencari bahan baku produk olahan susu.

Chief Executive Officer (CEO) Group of Company Cimory, Bambang Sutantio mengatakan pihaknya mulai kesulitan mencari bahan baku dari mitra peternak sapi perah. Susu segar kini banyak diminati Industri Pengolahan Susu (IPS). "Ini karena dolar AS menguat," katanya ditemui ROL di Cisarua, Jumat (23/5).

Ketergantungan Indonesia terhadap susu impor mencapai lebih dari 70 persen. Susu impor dibutuhkan industri berbasis susu untuk menciptakan berbagai produk. Kini ketika harga susu impor naik, IPS mulai melirik produsen susu segar.

Selama ini Cimory memberikan jaminan harga kepada mitra peternak. IPS menurut Bambang juga tak ragu menawarkan harga yang tinggi. Cimory membeli susu segar peternak dengan harga Rp 5800 per liter. Sejak awal Cimory berkomitmen membeli susu lebih tinggi 10 persen diatas Harga Eceran Tertinggi (HET). "Kami harus beli diatas harga penawaran IPS agar peternak mau terus mengembangkan sapi perah," kata Bambang.

HET yang ditawarkan IPS sekitar Rp 4.000 per liter. Sebelum dolar AS menguat, harga ini mampu menutupi biaya operasional yang dikeluarkan peternak. Namun kini peternak meminta HET dinaikkan.

Kepala Seksi Sapi dan Kerbau Perah Direktorat Budidaya Ternak Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Iqbal Alim mengatakan Indonesia sempat kekurangan jumlah sapi perah di kurun waktu 2012 sampai akhir 2013. Peternak banyak yang menjual betina produktif miliknya karena harga daging tinggi. "Lebih menguntungkan jual daging karena susu segar dihargai rendah," kata dia.

Pemerintah lalu mencoba membangun lebih banyak kemitraan dengan peternak. Pola ini diharapkan dapat mengembalikan gairah beternak sapi perah.

Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Kementan, Jamil Musanif mengatakan pemerintah tengah mengenjot produksi susu segar. Kebutuhan IPS mencapai 6 juta liter per hari, sementara produkasi hanya 1,5 juta liter per hari.

Konsumsi susu masyarakat Indonesia juga masih rendah, hanya 1,1 kilogram per kapita per tahun. Konsumsi ini diupayakan meningkat hingga 30 liter per orang per tahun saat tahun 2025. "Kalai produksinya tidak berlipat ganda, nanti impor susu bisa makin besar," kata Jamil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement