Rabu 20 Aug 2025 22:05 WIB

Dorong Inovasi, IPC TPK Optimistis Capai Target Layanan Arus Peti Kemas 2025

IPC TPK membuat Terminal Booking System untuk mencegah penumpukan arus kontainer

Pelayanan petikemas di Terminal 3 IPC TPK Tanjungpriok, Jakarta, Rabu (20/8/2025)
Foto: Republika
Pelayanan petikemas di Terminal 3 IPC TPK Tanjungpriok, Jakarta, Rabu (20/8/2025)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT IPC Terninal Peti Kemas. (TPK) optimistis dapat mencapai target pelayanan arus kontainer hingga akhir tahun sebanyak 3,5 juta Teus. Sekadar gambaran sampai dengan Juli 2025 jumlah arus peti kemas yang dilayani sudah menyentuh 2.009.285 Teus.

"Target akhir tahun itu sekitar 3,5-,3,6 juta, kalau per bulan itu 300 ribu Teus, jadi kita tumbuh terus," ujar Direktur Utama IPC TPK, Guna Mulyana, dalam paparan media di Jakarta, Rabu (20/8/2025).

Baca Juga

Menurut Guna, optimisme dapat dilihat dari pertumbuhan perusahaan di luar Jawa. Pengiriman peti kemas meningkat seiring dengan datangnya panen di berbagai daerah. Karena harus diakui  pengiriman sejumlah wilayah banyak tergantung dari komoditas.

Sampai dengan Juli 2025, pelayanan arus peti kemas IPC TPK tumbuh sekitar 14,8 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu 1,7 juta Teus. Peningkatan ini diharapkan juga dapat mendongkrak kontribusi IPC Petikemas terhadap total pelayanan kontainer yang dijalankan PT Pelindo selaku induk Perusahaan. Kontribusi IPC TPK pada 2024 mencapai 25 persen. Sisanya diiisi oleh anak usaha lain di bawah PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP). "Kontribusi kita cukup signifikan," ujar Guna.

Adapun peningkatan kinerja pada Juli 2025 di IPC TPK dibanding tahun sebelumnya dipengaruhi oleh beberapa komoditas. Di antaranya meningkatnya jumlah ekspor komoditas Kopi sebesar 311% dan impor Animal food supplement dari wilayah Lampung sebesar 405%, meningkatnya jumlah ekspor karet sebesar 122% dari wilayah Sumatera Selatan serta meningkatnya volume petikemas domestik dari dan ke Pontianak sebesar 24% dibanding bulan sebelumnya.

Selain kinerja operasi, perusahaan juga memperkuat konektivitas dengan membuka rute pelayaran baru. Dalam tiga tahun terakhir, tercatat 23 rute tambahan domestik dan internasional, termasuk ke China, Rusia, Oman, hingga Papua Nugini. Tahun ini, rute baru kembali dibuka melalui kerja sama dengan Marsa Ocean Shipping, Meratus Line, Indo Container Line, dan MSC Line.

“Konektivitas dan mempercepat port stay menjadi kunci agar dapat memangkas biaya logistik, baik untuk perdagangan dalam negeri maupun ekspor,” kata Guna Mulyana.

Kendati demikian, ia tidak menampik bahwa faktor geopolitik dunia sangat mempengaruhi besaran rute. Ia mencontohkan konflik yang terjadi di Ukraina serta langkah Houthi menghalau kapal di Laut Merah membuat jalur perdagangan semakin jauh. Akhirnya banyak perusahaan ekspor dan pengiriman menahan diri dan menghitung kembali biaya perjalanan yang semakin mahal. "Jadi perusahaan-perusahaan ini menghitung kembali," ujarnya.

Cegah penumpukan

Untuk mencapai target 3,5 juta Teus, IPC Terminal Peti Kemas membuat sejumlah strategi. Salah satu langkah penting adalah dengan melakukan inovasi dan mempercepat waktu pelayanan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement