REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memastikan perbaikan sawah yang rusak akibat banjir di Sumatera menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian (Kementan). Pemerintah pusat menyiapkan benih, alat mesin pertanian (alsintan), serta perbaikan irigasi agar pemulihan lahan berjalan cepat dan menyeluruh.
Ia merinci luas lahan terdampak di sejumlah provinsi. Di Sumatera Utara, tercatat 33.000 hektare terdampak, sementara Aceh mencapai 119.000 hektare. Dari total tersebut, sekitar 4.000 hektare mengalami puso.
“Yang rusak total kami lihat rata, sawah sudah rata. Ada yang satu minggu mau panen, kemudian dua minggu mau panen tiba-tiba banjir datang. Sedih melihat saudara kita. Saya katakan mulai kemarin langsung bergerak identifikasi, CPCL (Calon Petani dan Calon Lokasi) dilengkapi berkasnya. Persiapan paling lambat Januari minggu pertama sudah alat bekerja,” kata Amran di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Kamis (4/12/2025).
Pemerintah menyiapkan distribusi logistik sebagai prioritas utama untuk masyarakat terdampak. Bantuan meliputi benih gratis, alsintan, serta perbaikan irigasi. Kementan juga menurunkan tim lapangan untuk mempercepat rehabilitasi sawah agar aktivitas tanam kembali normal sesuai musim tanam.
Amran menegaskan koordinasi dilakukan dengan pemerintah daerah. Di Aceh, tercatat 2.000–3.000 hektare sawah terdampak, dan pemerintah daerah bekerja sama dengan Kementan untuk memastikan pemulihan berjalan tuntas.
“Kementerian Pertanian, beras kami siapkan tiga kali lipat dari kebutuhan. Kemudian ada bantuan Kementan Peduli, itu nilainya Rp 75 miliar,” ujarnya.
Pemerintah berharap penanganan terpadu mampu memulihkan lahan pertanian terdampak banjir dengan cepat. Pemulihan sawah dan pasokan logistik menjadi kunci agar aktivitas pertanian kembali berjalan lancar.
Hari ini, Kementan bersama mitra strategis mengirimkan bantuan tahap pertama. Sebanyak 207 truk berisi barang bantuan diberangkatkan dari Jakarta menuju lokasi bencana untuk memenuhi kebutuhan mendesak masyarakat.