REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program prioritas pemerintah Makan Bergizi Gratis (MBG) yang saat ini berjalan di Cimahi, Jawa Barat, menyerap produksi sapi perah dari kawasan Jatinangor, Sumedang, hingga 150 liter per hari. Sandi Andriana, manajer Nusa Dairy Indonesia yang saat ini menyuplai susu untuk SPPG Kota Cimahi, menjelaskan program MBG menjadi pasar baru, bahkan adanya program itu ikut mendorong mereka menambah kapasitas produksi agar memenuhi permintaan yang mencapai 370 liter susu per hari.
“Untuk 3.500 siswa itu yang dibutuhkan 370 liter, sedangkan volume susu yang diproduksi dari sapi di daerah sini hampir 150 liter. Melihat peluang ini, kami akan berusaha untuk menambah populasi sapi sesuai kapasitas kandang,” kata Sandi sebagaimana dikutip dari siaran resmi Tim Media Presiden Prabowo Subianto di Jakarta, Sabtu (19/4/2025).
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kota Cimahi melayani Makan Bergizi Gratis untuk 3.500 siswa di beberapa sekolah di Kota Cimahi. SPPG itu bekerja sama dengan Koperasi Jagri untuk memberikan susu kepada para siswa sebanyak tiga kali per pekannya.
Oleh karena itu, Sandi menyebut peternak sapi tempatnya bekerja pun berencana merekrut lebih banyak pekerja untuk membantu meningkatkan kapasitas produksi hingga 370 liter per hari.
Dia menilai usaha susu sapi yang merupakan UMKM berkembang maka itu juga dapat membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
“Warga di sini awalnya petani serabutan. Setelah ada program ini, kami rekrut bekerja di sini. Dampak (program MBG) ada peningkatan tenaga kerja dan perekonomian masyarakat,” sambung Sandi.
Dalam kesempatan terpisah, Adam Darmawan, pengelola SPPG Kota Cimahi, menjelaskan sejauh ini pihaknya juga bermitra dengan kelompok peternak sapi perah di sekitar kota untuk mengisi kekurangan produksi susu sapi dari peternakan sapi perah di Jatinangor.
“Nah di sini (Nusa Dairy), sapi perah ini menghasilkan sekitar 150 liter per hari untuk kebutuhan satu dapur itu masih kurang. Jadi, kami bermitra dengan kelompok peternak di sekitar sini,” kata Adam.
Dia menilai MBG menjadi peluang bisnis yang besar dan punya manfaat ekonomi yang cukup tinggi untuk pelaku UMKM dan masyarakat.
“Kami sangat bangga bisa turut serta dalam program membangun bangsa terutama program Bapak Presiden. Saya merasakan dampak yang sangat besar secara pribadi, kelompok, maupun lingkungan. Terima kasih Bapak Presiden,” kata Adam.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dimulai serentak di seluruh wilayah Indonesia pada 6 Januari 2025. Hari pertama MBG digelar, ada 190 SPPG yang beroperasi memasok makan bergizi untuk sekolah-sekolah dan posyandu di 26 provinsi.
SPPG merupakan satuan pelayanan pemenuhan gizi yang bertugas mengelola dapur umum yang memasak dan mendistribusikan makanan bergizi gratis untuk anak-anak, ibu-ibu hamil dan ibu menyusui, serta balita di daerah sekitarnya. Dalam mengoperasikan dapur, SPPG dipimpin oleh seorang kepala SPPG yang dibantu oleh seorang ahli gizi dan seorang akuntan.
Jumlah SPPG dan penerima Makan Bergizi Gratis terus bertambah tiap waktunya. Badan Gizi Nasional (BGN) mengumumkan per 17 Januari 2025, ada 238 SPPG yang beroperasi untuk memenuhi Makan Bergizi Gratis (MBG) di 31 provinsi. Dari angka itu, jumlah penerima manfaat MBG pun menjadi 650.000 orang.
Presiden menargetkan jumlah penerima MBG periode Januari sampai dengan April 2025 sebesar 3 juta anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui. Kemudian, 6 juta orang pada periode April—Agustus 2025, 15–17 juta orang pada Agustus sampai dengan September 2025. Hingga akhir 2025, Presiden menargetkan makan bergizi gratis dapat dinikmati oleh 82,9 juta orang.