REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tim Independen pengawas Initial Public Offering (IPO) PT Krakatau Steel menyimpulkan tidak ada rekayasa dalam proses penunjukan underwriter, penentuan harga sampai dengan penjatahan penawaran saham perdana perusahaan baja milik negara negara itu. Meski demikian pemerintah hendaknya melakukan sosialisasi kepada masyarakat secara lebih baik sehingga tidak timbul berbagai dugaan seperti yang terjadi saat ini.
Menurut Anggota Tim Independen Hikmahanto Juwana pada awalnya ada anggapan seolah-olah ini merupakan konspirasi. Dimulai dari penunjukan underwriter kepada plat merah, lalu harga saham sengaja dibuat murah sehingga menguntungkan pihak-pihak tertentu. Tidak hanya itu proses penjatahan oleh underwriter juga seakan-akan merupakan rekayasa.
“Namun setelah kami lakukan proses tanya jawab ternyata tidak demikian, kami tidak melihat adanya kongkalingkong, karena mereka melakukan berdasarkan shortlist sesuai dengan kriterianya, ” ujarnya, usai pertemuan antara Tim Independen dengan Kepala Bapepam LK, Fuad Rahmany di kantor Bapepam, Selasa (9/11).
Dijelaskan Hikmahanto, masalah penentuan harga itu ternyata tidak bisa dilakukan secara sederhana. Karena dalam proses menentukan harga banyak pihak yang diminta pendapatnya termasuk dari Krakataut Steel , underwriter sampai dengan investornya.“Dari pihak underwirter kan juga harus menjamin saham-saham ini dapat terjual habis. Kalau tidak ini akan jadi kepada mereka. Karena yang dicari investor berkualitas,” terangnya.
Ada juga yang beranggapan bahwa IPO ini menguntungkan asing, dan membahayakan negara. Padahal pada kenyataannya tidak. Pemberian jatah kepada asing, kata Hikmahanto, hanya merupakan daya pikat dan sangat dibatasi porsinya. “Jika Krakatau Steel disebut Industri Stratetgis tidak boleh ditawarkan sahamnya, masalahnya apa yang disebut strategis itu. Sampai saat ini tidak ada penjelasan secara legal tentang makna strategis itu,” tegasnya.