Ahad 13 Jul 2025 05:38 WIB

Krakatau Steel Perkuat Posisi dengan Optimalkan Potensi Kerja Sama Strategis

Krakatau Steel kembali melakukan ekspor sebesar 10 ribu ton ke Amerika Serikat.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi Krakatau Steel
Foto: Dok Krakatau Steel
Ilustrasi Krakatau Steel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Akbar Djohan menyampaikan perusahaan terus berbenah dan konsisten melakukan transformasi maupun restrukturisasi. Akbar menyebut Krakatau Steel mampu melewati berbagai tantangan dan tetap mendapatkan kepercayaan penuh dari para pemangku kepentingan. 

"Hal ini terlihat dari meningkatnya harga saham Krakatau Steel, yang tidak hanya menjadi catatan finansial semata, tetapi lebih jauh mencerminkan tumbuhnya trust publik dan investor terhadap Krakatau Steel," ujar Akbar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (12/7/2025).

Baca Juga

Akbar menyampaikan Krakatau Steel telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Delong Steel Group, Xiamien ITG Group Co., Ltd, dan PT Dexin Steel Indonesia dalam acara BRICS Innovation Base Industry Project Matchmaking Meeting di Beijing, Cina; kerja sama dengan Tatarstan Trade House di Rusia, serta melakukan ekspor 2.400 ton baja ke Polandia. Akbar mengatakan Krakatau Steel melalui PT Krakatau Baja Industri dan PT Tata Metal Lestari juga kembali melakukan ekspor sebesar 10 ribu ton ke Amerika Serikat pada pertengahan Juli 2025.

"Setelah seluruh BUMN setelah bergabung bersama Danantara, banyak terjadi perubahan signifikan, terutama diantaranya terkait leverage investasi untuk nilai tambah perusahaan ke depan," ucap Akbar. 

Akbar berharap birokrasi yang lebih cepat terjadi setelah Krakatau Steel berada di bawah Danantara. Perusahaan, lanjut Akbar, juga akan terus berupaya melakukan pengembangan dan perbaikan setelah diterimanya dukungan dana dari Danantara.

Akbar menyatakan industri baja harus bisa melakukan procurement yang efisien. Setelah reaktivasi pabrik Hot Strip Mill 1, Akbar berharap, Krakatau Steel terus secara optimal menghasilkan produk baja berkualitas dan menjadi payung bagi industri baja di Indonesia.

"Dengan penataan kebijakan yang dilakukan pemerintah, kami yakin industri baja nasional dapat lebih tangguh menghadapi gejolak ekonomi global, mari rapatkan barisan, jangan malu untuk perketat proteksi, safeguard, antidumping, maupun kebijakan yang berpihak pada pengembangan industri baja nasional,” tegas Akbar.

Akbar menyebutkan Krakatau Steel hingga saat ini sudah melakukan transformasi yang masif, restrukturisasi yang saat ini dilanjutkan bersama Danantara, melakukan perbaikan kinerja di mana target ke depan Krakatau Steel dapat mengoptimalkan produksi hingga tiga juta ton per tahun. Akbar menyebut banyak potensi yang belum tergali dari sektor konstruksi, manufaktur, ketahanan energi, ketahanan pangan dan pertahanan keamanan. 

Krakatau Steel, ucap Akbar, mendukung One ASEAN First, di mana secara geografis, negara ASEAN memiliki potensi yang besar untuk bisa menjadi pemimpin industri baja global. Akbar menyampaikan Krakatau Steel akan terus mengembangkan industri baja Indonesia di pasar ASEAN. 

"Dengan semua skema yang dilakukan secara maksimal, kami yakin akan berdampak signifikan bagi kemajuan dan peningkatan kinerja Krakatau Steel ke depan," kata Akbar.

Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan menyampaikan kenaikan ini bersifat individu tanpa ada kontribusi sentimen sektoral dan sentiment pasar. Alfred menyebut lonjakan harga saham KRAS dalam beberapa pekan juga menunjukan pasar sangat responsif terhadap aksi pertumbuhan anorganik, seperti menggandeng Delong Steel dalam investasi strategis di sektor baja dan potensi kerja sama strategis lainnya.

"Skala nilai kerja sama yang signifikan tentu akan memberikan dampak yang signifikan, selain kepercayaan dari produsen global kepada KRAS," kata Alfred. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement