REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, menyatakan fenomena rombongan jarang beli (Rojali) dan rombongan hanya nanya (Rohana) tidak hanya terjadi di kalangan menengah ke bawah. Menurutnya, kalangan menengah ke atas pun menunjukkan pola serupa, namun dengan alasan yang berbeda.
“Jadi begini, orang yang Rojali itu nggak cuma orang bawah, loh. Orang menengah atas lihat-lihat bosan di mal Indonesia, dia berangkat ke Malaysia,” ujar Budihardjo saat dihubungi Republika di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Budihardjo menjelaskan, Rojali dari kalangan atas bukan karena keterbatasan daya beli, melainkan karena keterbatasan variasi dan jenis produk yang ditawarkan di pusat perbelanjaan dalam negeri.
“Di sana (luar negeri) lengkap. Karena barang impor seperti di Jepang, Thailand, bebas, jadi banyak macamnya. Di Indonesia macamnya sedikit,” ucapnya.
Ia menilai pelaku industri peritel dan penyewa pusat perbelanjaan di Indonesia menghadapi kendala dalam proses importasi produk. Hal ini membuat ragam produk yang ditawarkan kurang variatif dibandingkan negara lain.
Budihardjo mencontohkan konsumen yang harus berbelanja ke Malaysia hanya karena warna produk yang diinginkan tidak tersedia di Indonesia. Fenomena ini, menurutnya, berdampak terhadap devisa negara.
“Ini kan uang yang keluar jadinya ke luar negeri cukup besar. Yang terima uangnya justru Malaysia, Thailand, misalnya. Otomatis di Indonesia tambah sepi,” lanjut Budihardjo.
Ia berharap pemerintah memberikan kemudahan bagi peritel dalam melakukan importasi produk agar variasi produk di pusat perbelanjaan lebih lengkap. Dengan begitu, konsumen akan lebih tertarik belanja di dalam negeri. “Kemudian, suplier juga akan bikin perusahaan, pabrik, gudang. Jadi ekosistemnya tetap di Indonesia,” ujar Budihardjo.
Hippindo, lanjutnya, berkomitmen mendukung penciptaan lapangan kerja. Ia berharap pemerintah memberikan stimulus bagi pelaku industri agar bisa tetap bersaing di tengah tantangan pasar. “Harapannya dipermudah kemudahan berusaha, sehingga pengusaha mau investasi, mau buka toko, buka restoran, dan buka mal,” kata Budihardjo.
View this post on Instagram