REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- PT Pos melalui anak usahanya PT Pos Properti Indonesia, akan membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKL) di aset-aset strategis yang dikelola mereka sebagai langkah strategis perusahaan logistik tersebut. Inisiatif ini dilakukan melalui kerja sama dengan PT Utomo Chargeplus Indonesia dan akan mencakup pembangunan 1.823 titik pengisian daya yang tersebar di berbagai kota besar di Indonesia.
"Ini bukan sekadar pemanfaatan lahan, tapi kontribusi nyata kami dalam membangun ekosistem kendaraan listrik yang sehat dan inklusif, menjangkau wilayah urban maupun suburban," kata Direktur PT Pos Properti Indonesia Junita Roemawi, dalam keterangan di Bandung, Sabtu (26/7/2025).
Perjanjian kerja sama antara PT Pos Properti Indonesia dan PT Utomo Chargeplus Indonesia ini menjadi salah satu langkah konkret BUMN dalam mendukung agenda nasional terkait percepatan penggunaan kendaraan listrik dan energi terbarukan.
Dengan memanfaatkan jaringan aset Pos Indonesia yang tersebar luas dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur, pembangunan SPKL ini akan menjadi penopang penting dalam kesiapan infrastruktur kendaraan listrik nasional. Lokasi-lokasi SPKL akan mencakup wilayah strategis seperti Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, hingga Manado dan Kupang.
"Dengan jaringan properti yang kami miliki, kami memiliki posisi unik sebagai katalis transformasi energi. Ini langkah awal yang akan kami perluas secara berkelanjutan," ujar Junita.
Yang menjadi dasar urgensi kerja sama lintas sektor ini, kata Junita, adalah laporan "Renewable Energy Highlights 2025" dari Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA) yang menunjukkan Asia sebagai kawasan dengan pertumbuhan energi bersih tercepat di dunia, dengan produksi mencapai 4.008 terawatt per jam (TWh) pada 2023. Namun, di Indonesia, energi terbarukan baru menyumbang sekitar 26,6 persen dari bauran listrik nasional.
"Infrastruktur seperti SPKL akan menjadi tulang punggung ekosistem EV. Kolaborasi kami dengan Utomo Chargeplus adalah bagian dari upaya membuka peluang baru bagi industri masa depan," ujar Junita.
Langkah PT Pos Properti Indonesia juga, lanjut dia, menunjukkan bahwa aset-aset BUMN yang sebelumnya bersifat konvensional kini dapat dikembangkan menjadi pendorong inovasi dan pertumbuhan sektor hijau dengan mengubah fungsi aset tidak aktif menjadi sarana pendukung transformasi energi nasional.
Langkah PT Pos Properti Indonesia ini, tambah dia, selaras dengan target global untuk mencapai 11 TW kapasitas energi terbarukan pada tahun 2030.
Dan infrastruktur pendukung seperti SPKL akan memainkan peran krusial dalam perwujudan target tersebut, baik dari sisi pengurangan emisi maupun penyediaan akses energi yang merata.
"Transisi energi adalah keniscayaan dan kami percaya BUMN bisa dan harus berada di garda terdepan," tutur Junita.