Jumat 18 Jul 2025 16:24 WIB

Indonesia Siapkan Impor Energi Rp 244 Triliun dari AS, Ini Penjelasan Menteri ESDM

Minyak mentah dan LPG jadi fokus utama kesepakatan bilateral RI–AS.

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Foto: Republika.co.id/Erik Purnama Putra
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyiapkan regulasi untuk mengimpor komoditas energi senilai 10 miliar–15 miliar dolar AS (sekitar Rp244 triliun) dari Amerika Serikat (AS) sebagai tindak lanjut dari hasil negosiasi tarif resiprokal AS.

“Dengan proses deal negosiasi ini, maka kami dari Kementerian ESDM sudah harus melakukan langkah-langkah dalam rangka menindaklanjuti dengan Pertamina,” ucap Bahlil ketika ditemui di Gedung Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (18/7/2025).

Baca Juga

Bahlil menyampaikan akan menggelar rapat teknis dengan Pertamina untuk membahas komoditas energi yang diimpor dari Amerika Serikat. Sejauh ini, komoditas yang disepakati adalah minyak mentah (crude) dan LPG.

Pertamina pun telah melakukan kerja sama berupa penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan mitranya yang berada di Amerika Serikat ihwal minyak mentah.

Sedangkan, untuk penambahan volume impor LPG dari Amerika Serikat masih dalam tahap penjajakan.

“Dalam paket negosiasi itu, salah satu materinya adalah proposal Indonesia kepada Amerika yang akan membeli kurang lebih sekitar 10 miliar–15 miliar dolar AS LPG, kemudian BBM dan crude (minyak mentah),” kata Bahlil.

Sebelumnya, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyampaikan Pertamina sudah melakukan kerja sama berupa penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan mitra Pertamina di Amerika Serikat untuk pembelian minyak mentah.

Penandatanganan MoU tersebut, kata Fadjar, merupakan bagian dari proposal yang disampaikan oleh Indonesia kepada Amerika Serikat guna memangkas tarif resiprokal AS dari yang sebelumnya sebesar 32 persen.

Selain itu, Pertamina juga berencana untuk meningkatkan impor gas yang dicairkan (Liquefied Petroleum Gas/LPG) dari Amerika Serikat menjadi 60 persen dari total impor LPG.

Pada 2024, proporsi impor LPG dari Amerika Serikat sebesar 57 persen dari total impor LPG Pertamina.

“Ekspektasinya, (impor LPG) naik ke 60-an persen secara bertahap,” kata Fadjar.

Pernyataan tersebut terkait dengan tarif resiprokal AS terhadap Indonesia yang semula sebesar 32 persen, kini turun menjadi 19 persen.

Presiden AS Donald Trump menyatakan tarif impor senilai 19 persen akan diberlakukan terhadap produk-produk Indonesia yang masuk ke AS, berdasarkan negosiasi langsung yang dilakukannya dengan Presiden RI Prabowo Subianto.

Trump mengatakan Indonesia telah sepakat untuk belanja energi AS senilai 15 miliar dolar AS (sekitar Rp244 triliun), produk pertanian Amerika Serikat senilai 4,5 miliar dolar AS (sekitar Rp73,1 triliun) dan 50 jet Boeing.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement