Kamis 10 Jul 2025 17:03 WIB

IHSG Menguat ke 7.005, Optimisme Pemangkasan Suku Bunga Dukung Pasar

Pelaku pasar sambut positif sinyal dovish The Fed dan aksi IPO di BEI.

Karyawan memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025). IHSG dibuka anjlok 9,19 persen ke level 5.912,06 pada perdagangan Selasa (8/4/2025) di tengah gonjang ganjing penerapan kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung mengambil tindakan tegas berupa trading halt dan penyesuaian batas Auto Rejection Bawah (ARB) demi menjaga stabilitas pasar. Pada pukul 09.00 WIB, BEI menghentikan sementara perdagangan sistem JATS karena IHSG tercatat turun hingga 8 persen. Perdagangan dilanjutkan kembali pada pukul 09.30 WIB tanpa perubahan jadwal.
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025). IHSG dibuka anjlok 9,19 persen ke level 5.912,06 pada perdagangan Selasa (8/4/2025) di tengah gonjang ganjing penerapan kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung mengambil tindakan tegas berupa trading halt dan penyesuaian batas Auto Rejection Bawah (ARB) demi menjaga stabilitas pasar. Pada pukul 09.00 WIB, BEI menghentikan sementara perdagangan sistem JATS karena IHSG tercatat turun hingga 8 persen. Perdagangan dilanjutkan kembali pada pukul 09.30 WIB tanpa perubahan jadwal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (10/7/2025) sore ditutup menguat seiring optimisme pelaku pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed. IHSG ditutup menguat 61,45 poin atau 0,88 persen ke posisi 7.005,37. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 10,37 poin atau 1,35 persen ke posisi 779,15.

“Risalah naskah Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes The Fed tanggal 17-18 Juni 2025 memberikan harapan bahwa tekanan inflasi akibat dari kebijakan perdagangan AS tidak akan menunda jadwal pemangkasan suku bunga acuan di tahun ini,” sebut Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Dari mancanegara, The Fed optimistis akan memangkas suku bunga acuannya pada tahun ini, meskipun perpecahan mulai terjadi di kalangan pejabat The Fed mengenai kapan penurunan suku bunga akan dilakukan.

Beberapa anggota menargetkan pemangkasan suku bunga paling cepat pada Juli 2025, sementara beberapa lainnya tidak melihat perlunya pelonggaran apa pun tahun ini.

Di sisi lain, pelaku pasar masih dibayangi terkait tarif impor terbaru dari Presiden AS Donald Trump, yang mengumumkan surat pemberitahuan tarif ke sedikitnya enam negara lagi, termasuk Filipina dan Irak.

Sebelumnya, Trump telah mengirim surat serupa ke 14 negara pada awal pekan, seperti Korea Selatan, Indonesia, dan Jepang. Tarif baru tersebut berkisar antara 20 persen hingga 40 persen, dan dijadwalkan mulai berlaku 1 Agustus 2025.

Dari dalam negeri, pelaku pasar menyambut aksi Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia selama pekan ini, yang mana ada delapan perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI.

Dari delapan saham, mayoritas atau sebanyak enam saham bergerak naik menembus batas atas atau Auto Reject Atas (ARA), yang menandakan antusiasme pelaku pasar menyambut IPO.

Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor menguat yaitu sektor keuangan naik sebesar 1,88 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor energi yang naik masing-masing sebesar 1,83 persen dan 1,68 persen.

Sedangkan satu sektor terkoreksi yaitu sektor barang konsumen non primer paling dalam minus 0,5033 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu COIN, IOTF, CHEK, MERI, dan CDIA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni ASPR, PMUI, MFIN, NICE, dan INPS.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.285.080 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,26 miliar lembar saham senilai Rp13,32 triliun. Sebanyak 375 saham naik, 204 saham menurun, dan 226 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 147,28 poin atau 0,37 persen ke 39.674,00, indeks Hang Seng melemah 136,05 poin atau 0,57 persen ke 24.028,48, indeks Shanghai naik 16,63 poin atau 0,48 persen ke 3.509,05, dan indeks Strait Times menguat 18,20 poin atau 0,41 persen ke 4.075,17.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement