Senin 07 Jul 2025 10:09 WIB

IHSG Melemah Tipis, Pasar Tunggu Kepastian Tarif AS terhadap Indonesia

IHSG dibuka melemah 6,99 poin atau 0,10 persen ke posisi 6.858,20.

Karyawan memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025). IHSG dibuka anjlok 9,19 persen ke level 5.912,06 pada perdagangan Selasa (8/4/2025) di tengah gonjang ganjing penerapan kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung mengambil tindakan tegas berupa trading halt dan penyesuaian batas Auto Rejection Bawah (ARB) demi menjaga stabilitas pasar. Pada pukul 09.00 WIB, BEI menghentikan sementara perdagangan sistem JATS karena IHSG tercatat turun hingga 8 persen. Perdagangan dilanjutkan kembali pada pukul 09.30 WIB tanpa perubahan jadwal.
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025). IHSG dibuka anjlok 9,19 persen ke level 5.912,06 pada perdagangan Selasa (8/4/2025) di tengah gonjang ganjing penerapan kebijakan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Bursa Efek Indonesia (BEI) langsung mengambil tindakan tegas berupa trading halt dan penyesuaian batas Auto Rejection Bawah (ARB) demi menjaga stabilitas pasar. Pada pukul 09.00 WIB, BEI menghentikan sementara perdagangan sistem JATS karena IHSG tercatat turun hingga 8 persen. Perdagangan dilanjutkan kembali pada pukul 09.30 WIB tanpa perubahan jadwal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (7/7/2025) pagi dibuka melemah di tengah pelaku pasar yang mencermati kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia. IHSG dibuka melemah 6,99 poin atau 0,10 persen ke posisi 6.858,20. Sementara itu, indeks LQ45 yang terdiri dari 45 saham unggulan turun 2,13 poin atau 0,28 persen ke posisi 761,38.

“IHSG berpotensi bergerak sideways (mendatar) dalam rentang 6.830 sampai 6.950 seiring menunggu kepastian tarif Presiden Trump terhadap Indonesia,” ujar Kepala Riset Ritel BNI Sekuritas, Fanny Suherman, di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Dari mancanegara, pelaku pasar mencermati perkembangan kesepakatan dagang antara AS dan negara-negara mitra, termasuk Indonesia, menjelang batas waktu pemberlakuan tarif resiprokal pada 9 Juli 2025.

Indonesia telah menawarkan komitmen pembelian produk dari AS senilai 34 miliar dolar AS dalam jangka panjang, lebih tinggi dari defisit neraca dagang AS terhadap Indonesia yang tercatat sebesar 19 miliar dolar AS. Komitmen tersebut mencakup pembelian energi senilai 15,5 miliar dolar AS.

Di sisi lain, data ketenagakerjaan AS atau nonfarm payrolls (NFP) menunjukkan tambahan 147.000 lapangan kerja pada Juni 2025, melampaui ekspektasi pasar sebesar 110.000. Sementara itu, tingkat pengangguran turun ke 4,1 persen, lebih baik dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 4,3 persen.

Laporan ketenagakerjaan yang kuat mendorong kenaikan imbal hasil obligasi AS, sehingga mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat.

Pelaku pasar kini menantikan arah kebijakan bank sentral AS dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 29–30 Juli 2025 mendatang.

Pada perdagangan Jumat (4/7), bursa saham Eropa mayoritas ditutup melemah. Indeks FTSE melemah 0,67 persen, Euro Stoxx 50 turun 1,02 persen, DAX terkoreksi 0,61 persen, dan CAC 40 melemah 0,75 persen.

Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup menguat menjelang kesepakatan tarif dagang AS dengan sejumlah negara. Indeks Dow Jones menguat 0,77 persen ke level 44.825,53, S&P 500 naik 0,83 persen ke 6.279,35, dan Nasdaq menguat 1,02 persen ke posisi 20.601,10.

Bursa saham regional Asia pagi ini bervariasi. Indeks Nikkei melemah 195,44 poin atau 0,49 persen ke 39.620,50, indeks Shanghai naik 4,08 poin atau 0,12 persen ke 3.468,76, indeks Hang Seng menguat 82,06 poin atau 0,72 persen ke 23.830,00, dan indeks Strait Times naik 9,41 poin atau 0,23 persen ke 4.023,33.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement