Selasa 19 Aug 2025 21:01 WIB

Citi Indonesia Nilai Target Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen 2026 Realistis

Chief Economist Citi sebut belanja negara dan tren suku bunga jadi penopang utama.

CEO Citi Indonesia Batara Sianturi (kiri) bersama Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman (kanan), dalam acara
Foto: Citi Indonesia
CEO Citi Indonesia Batara Sianturi (kiri) bersama Chief Economist Citi Indonesia Helmi Arman (kanan), dalam acara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 cukup realistis untuk dicapai. Chief Economist Citi Indonesia, Helmi Arman, mengatakan proyeksi tersebut masih memungkinkan, terutama karena adanya efek perbandingan dari basis pertumbuhan yang rendah (low base effect) pada 2025.

“Saya rasa cukup memungkinkan mencapai angka itu (5,4 persen). Karena tahun depan kita jangan lupa ada efek tahun dasar yang rendah. Di awal tahun ini belanja pemerintah sempat kontraksi, sehingga bahkan di kuartal pertama pertumbuhan ekonomi turun. Nah, ini akan menjadi dasar yang rendah untuk perbandingan PDB year-on-year di tahun depan,” ujar Helmi usai menghadiri konferensi pers Pemaparan Ekonomi & Kinerja Keuangan di Jakarta, Selasa (19/8/2025).

Baca Juga

Ia menjelaskan, pada 2026 diharapkan terjadi normalisasi belanja pemerintah yang sempat tersendat pada awal 2025. Dengan pulihnya belanja negara, momentum pertumbuhan di kuartal I tahun depan berpotensi lebih kuat.

Lebih lanjut, Helmi menilai RAPBN 2026 kemungkinan akan memberikan dorongan fiskal lebih besar dibanding tahun sebelumnya, meski dengan konsekuensi meningkatnya penerbitan Surat Utang Negara (SUN).

Menurut dia, kapasitas belanja pemerintah diperkirakan pulih pada 2026 karena birokrasi lebih siap, berbeda dengan hambatan yang terjadi pada 2025 akibat transisi pemerintahan. “Penerbitan obligasi direncanakan meningkat 28 persen. Namun kami menilai hal ini masih dapat dikelola dengan baik, mengingat tren suku bunga yang lebih rendah pada tahun depan,” papar Helmi.

Dalam RAPBN 2026, pemerintah menetapkan target pendapatan negara sebesar Rp3.147,7 triliun, belanja negara Rp3.786,5 triliun, dengan defisit Rp638,8 triliun atau 2,48 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Asumsi makro RAPBN 2026 meliputi pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, inflasi 2,5 persen, suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun sebesar 6,9 persen, nilai tukar Rp16.500 per dolar AS, dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar 70 dolar AS per barel.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement