Rabu 18 Jun 2025 16:28 WIB

BI Proyeksi Kredit Perbankan Hanya Tumbuh 8–11 Persen pada 2025

Perry sebut pertumbuhan melambat, insentif KLM digelontorkan hingga Rp 372 triliun.

Rep: Eva Rianti/ Red: Gita Amanda
Pertumbuhan kredit perbankan nasional masih menunjukkan tren perlambatan. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2025, (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pertumbuhan kredit perbankan nasional masih menunjukkan tren perlambatan. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2025, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pertumbuhan kredit perbankan nasional masih menunjukkan tren perlambatan. Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2025 akan berada di kisaran 8-11 persen.

“Dengan perkembangan kredit hingga Mei 2025 dan prospek perekonomian ke depan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 akan berada pada kisaran 8-11 persen,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni 2025 yang digelar daring, Rabu (18/6/2025).

Baca Juga

Perry menjelaskan, kredit pada Mei 2025 tumbuh sebesar 8,43 persen (year on year/yoy), melambat dibandingkan April 2025 yang mencatatkan pertumbuhan 8,88 persen (yoy).

Dari sisi penawaran, Perry menilai preferensi perbankan terhadap penanaman surat berharga masih tinggi, sementara standar penyaluran kredit (lending standard) mulai meningkat. Kondisi likuiditas perbankan dinilai masih memadai, meski pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung melambat dari 5,51 persen (yoy) pada Januari menjadi 4,29 persen (yoy) pada Mei 2025.

Dari sisi permintaan, pertumbuhan kredit didorong oleh sektor jasa sosial, industri, dan sektor lainnya. Sementara kredit ke sektor perdagangan, pertanian, dan jasa dunia usaha dinilai masih perlu ditingkatkan.

Berdasarkan penggunaan, kredit investasi tumbuh 13,74 persen (yoy), kredit modal kerja 4,94 persen (yoy), dan kredit konsumsi 8,82 persen (yoy) pada Mei 2025. Sementara itu, pembiayaan syariah tumbuh 9,19 persen (yoy) dan kredit untuk UMKM hanya tumbuh 2,17 persen (yoy).

BI sebelumnya telah menurunkan proyeksi pertumbuhan kredit dari 11—13 persen (RDG April 2025) menjadi 8—11 persen pada RDG Mei 2025. “Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif, termasuk melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM),” kata Perry.

Hingga minggu kedua Juni 2025, total insentif KLM mencapai Rp 372 triliun. Rinciannya:

- Bank BUMN: Rp 164 triliun

- Bank umum swasta nasional (BUSN): Rp 166,4 triliun

- Bank pembangunan daerah (BPD): Rp 36 triliun

- Kantor cabang bank asing (KCBA): Rp 5,6 triliun

“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mendorong penyaluran kredit perbankan yang didukung oleh perluasan sumber pendanaan serta sinergi dengan pemerintah, otoritas keuangan, kementerian/lembaga, perbankan, dan pelaku usaha,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement