REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menggandeng 3.000-an peserta pelatihan bidang telekomunikasi, sebagai program corporate social responsibility (CSR) pilar pendidikan. Angka tersebut tercatat merupakan akumulasi dari pertama kali CSR TBIG diadakan pada 2017 hingga 2024.
“Program ini disebut ‘Kurikulum SMK Unggulan’. Kami sudah jalankan program ini dari tahun 2017, terkait dengan program sipil, administrasi perkantoran, dan kelistrikan. Lalu mulai tahun lalu terkait fiber optik (fiber to the home/FTTH),” ujar Chief of Business Support Officer TBIG Li Sie An di sela-sela acara ‘Pelatihan Guru dan Siswa SMK Bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional’, yang merupakan rangkaian acara dalam Journalism Fellowship on CSR 2025 di Kantor TBIG, Karawaci, Tangerang, Banten, Jumat (2/5/2025) lalu.
Menurut penuturan Si An, materi pelatihan yang dijalankan dalam program CSR pilar pendidikan tersebut terus dikembangkan, seiring dengan perkembangan kebutuhan dunia industri atau dunia kerja. Hal itu terutama terlihat lebih nyata dampaknya setelah ada pelatihan fiber optik mulai 2024.
TBIG mencatat, ada sebanyak 1.211 siswa yang mengikuti pelatihan fiber optik/FTTH pada 2024. Program tersebut melibatkan sebanyak 31 SMK di sembilan provinsi di Indonesia, serta sebanyak 16 mitra kerja. Selain itu, ada sebanyak 50 guru yang juga mengikuti pelatihan, yang memberi dampak pengajaran pada sebanyak 9.176 siswa ajar.
Output konkretnya, dari 1.211 siswa yang dilatih, sebanyak 83 siswa di antaranya lulus magang. Dan dari 83 siswa yang mengikuti proses pemagangan, sebanyak 45 siswa diantaranya terserap sebagai tenaga kerja di mitra-mitra kerja CSR TBIG.
Sie An menjelaskan bahwa kehadiran CSR TBIG tersebut lahir dari inisiasi perusahaan untuk memberikan dampak yang lebih bermanfaat dan berkesinambungan dalam membantu menyelesaikan persoalan-persoalan di tengah masyarakat. Diantaranya di bidang pendidikan, yang mana menurutnya terjadi gap antara siswa SMK dengan kebutuhan industri atau dunia kerja.
“Komitmen TBIG yang ada di industri telekomunikasi ini, kami bisa menjembatani kebutuhan sekolah, siswa, dan dunia kerja,” ujar Sie An.
Sie An menerangkan, program Kurikulum SMK Unggulan tersebut berjalan setahun dalam tiap batch. Ditargetkan program CSR pilar pendidikan itu bisa terus dijalankan di tiap tahunnya, sehingga dampak dan manfaatnya bisa meluas dan menjangkau lebih banyak siswa, guru, SMK, maupun mitra kerja.
Dalam keberjalan program tersebut, pelatihan yang diadakan yakni berupa teori hingga praktik, termasuk juga pemagangan. Hingga dukungan penyerapan tenaga kerja. Adapun para pemateri yang mengisi materi kepada para peserta adalah para karyawan TBIG yang sudah berpengalaman di sektor telekomunikasi.
Sie An berharap, program tersebut bisa memberikan sedikit kontribusi kepada pemerintah dan masyarakat dalam memecahkan permasalahan pendidikan. Ia menekankan bahwa progam tersebut juga sudah relate dengan konsep environmental social governance (ESG), dan sustainable development goals (SDGs) mengenai edukasi.
“Minimal kami bisa membantu, dan syukur bisa menginspirasi perusahaan-perusahaan lain untuk terpanggil melakukan hal yang serupa, sehingga manfaatnya pun bisa makin luas,” ujar Sie An.