REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden RI Prabowo Subianto menegaskan kekayaan Indonesia sejak lama menjadi sumber kemakmuran bangsa penjajah. Ia mengungkapkan, riset Universitas Oxford mencatat Belanda sebagai negara dengan PDB per kapita tertinggi di dunia ketika menguasai dan menduduki Nusantara.
“Artinya, siapa yang kuasai kekayaan Indonesia, GDP (PDB) per kapitanya akan sangat tinggi. GDP (Indonesia) akan menjadi salah satu dari tiga atau empat di dunia dan itu yang kita tuju,” kata Prabowo dalam Pidato Presiden RI Pengantar RAPBN 2026 & Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Prabowo menegaskan Indonesia tidak boleh lagi menjadi “sapi perahan” bangsa lain. Ia menilai kekayaan negeri selama ratusan tahun diambil dan dirampok pihak asing.
“Kita tidak mau lagi menjadi sapi perahan bangsa-bangsa lain,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya pengelolaan kekayaan alam secara mandiri, terutama rare earth yang dimiliki Indonesia. Menurutnya, mineral tersebut vital bagi teknologi modern dan pertahanan.
Selain itu, Prabowo menyampaikan keberhasilan pemerintah menurunkan tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat dari 32 persen menjadi 19 persen, serta menuntaskan perjanjian dagang dengan Uni Eropa setelah tertunda 10 tahun.
Presiden juga menyoroti pengelolaan BUMN yang dinilai belum efisien. Ia menargetkan kontribusi minimal 50 miliar dolar AS per tahun bagi APBN. Prabowo menutup pidatonya dengan komitmen untuk menghentikan kebocoran anggaran.