Ahad 20 Apr 2025 14:57 WIB

Negosiasi Tarif Perdagangan dengan AS, Airlangga Mengaku Suasana Cair

Ia juga menyepakati rencana penyelesaian negosiasi dalam waktu 60 hari.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Foto: BPMI Setpres
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Usai bertemu dengan United States Trade Representative (USTR), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto langsung melanjutkan upaya negosiasi kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) dengan menemui United States Secretary of Commerce Howard Lutnick di Washington DC. Pertemuan ini menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu dari sedikit negara yang langsung diterima oleh Pemerintah AS dalam masa awal pemberlakuan penundaan tarif resiprokal.

Pertemuan dilakukan pada Kamis (17/4/2025) siang waktu setempat di Kantor Department of Commerce (DoC) dan berlangsung lebih dari satu setengah jam. Sebelumnya, Menko Airlangga telah lebih dulu melakukan pertemuan daring melalui Zoom Meeting dengan Secretary Lutnick, sehingga pertemuan langsung tersebut berlangsung dalam suasana cair dan penuh persahabatan.

Baca Juga

“Kami berterima kasih kepada Secretary Lutnick yang memberikan kesempatan untuk melakukan negosiasi tarif dan menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang,” ujar Airlangga dalam keterangan tertulis, Ahad (20/4/2025).

Dalam pertemuan itu, Indonesia menyampaikan sejumlah penawaran konkret untuk menyeimbangkan defisit perdagangan AS, antara lain melalui peningkatan pembelian produk energi seperti crude oil, LPG, dan gasoline, serta impor produk pertanian dari AS seperti soybeans, soybean meal, dan wheat yang sangat dibutuhkan Indonesia.

Airlangga juga menyampaikan komitmen kerja sama Indonesia dalam pengembangan critical minerals, dukungan terhadap investasi AS, serta penyelesaian hambatan non-tarif (Non-Tariff Barrier/NTB) yang menjadi perhatian kalangan pengusaha AS.

Department of Commerce merupakan institusi utama Pemerintah AS yang merumuskan kebijakan perdagangan internasional, termasuk tarif. Untuk pelaksanaan teknis negosiasi, tugas tersebut berada di bawah otoritas USTR. Secretary Lutnick menyambut baik langkah Indonesia dan menilai usulan yang diajukan sangat konkret dan menguntungkan kedua belah pihak.

“Kami mengapresiasi langkah konkret Indonesia untuk melakukan negosiasi tarif. Ke depan, AS dan Indonesia akan terus melanjutkan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan,” ujar Lutnick.

Ia juga menyepakati rencana penyelesaian negosiasi dalam waktu 60 hari dan menyarankan penyusunan jadwal pembahasan teknis secara rinci bersama DoC dan USTR. Lutnick menyebut pendekatan Indonesia jauh lebih konkret dibandingkan proposal dari beberapa negara lain yang belum mendapat respons langsung dari AS.

Delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut terdiri dari Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi, Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono, serta Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Washington DC Ida Bagus Made Bimantara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement