Kamis 31 Jul 2025 20:25 WIB

Perjanjian IEU-CEPA Diyakini Dorong Investasi dan Ekonomi RI

Perjanjian perdagangan bebas ini ditargetkan ditandatangani pada September 2025.

Rep: Dian Fath Risalah / Red: Satria K Yudha
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (10/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa resmi mencapai kesepakatan politik final dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Perjanjian perdagangan bebas ini ditargetkan ditandatangani pada September 2025 dan diproyeksikan mendorong pertumbuhan ekonomi RI sebesar 0,04 persen.

“Negosiasi IEU-CEPA telah mencapai kesimpulan politik. Kami sedang menyelesaikan penyusunan dokumen hukum secara menyeluruh, yang ditargetkan ditandatangani pada September tahun ini,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam taklimat media di Jakarta, Kamis (31/7/2025).

Baca Juga

Airlangga menyebut Komisioner Uni Eropa untuk Perdagangan dan Keamanan Ekonomi, Maros Sefcovic, dijadwalkan hadir di Jakarta untuk menandatangani dokumen tersebut. Pemerintah menargetkan implementasi perjanjian dimulai pada kuartal IV 2026 atau awal 2027.

Berdasarkan kajian cost and benefit, IEU-CEPA diproyeksikan meningkatkan kesejahteraan nasional sebesar 824,56 juta dolar AS dan mendorong pertumbuhan investasi dalam negeri hingga 0,42 persen.

“Perjanjian ini akan menjadi penguat hubungan ekonomi Indonesia dan Uni Eropa secara menyeluruh,” ujar Airlangga.

Bagi Uni Eropa, dampak IEU-CEPA juga dinilai positif meski lebih kecil. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan naik 0,0013 persen, dengan tambahan kesejahteraan sebesar 481,19 juta dolar AS dan peningkatan investasi sebesar 0,0087 persen.

Namun, kesepakatan ini juga menimbulkan tekanan terhadap neraca perdagangan kedua pihak. Indonesia diperkirakan mengalami defisit sebesar 743,31 juta dolar AS, sedangkan Uni Eropa berpotensi defisit 288,01 juta dolar AS.

Duta Besar Uni Eropa Denis Jouve menyebut IEU-CEPA sebagai “kesepakatan politik besar” yang dicapai lewat kerja sama intensif kedua pihak.

“Saya ingin memberi penghargaan kepada Menteri Airlangga atas cara beliau menangani perundingan, yang kini telah mencapai kesepakatan politik besar dan ditargetkan selesai pada September,” ujar Jouve.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement