Sabtu 01 Nov 2025 16:43 WIB

Presiden Prabowo Ingatkan APEC Soal Ancaman Serakahnomics di KTT Gyeongju

Prabowo ajak negara anggota APEC melawan ekonomi serakah dan kejahatan lintas batas.

Presiden RI Prabowo Subianto di sela KTT APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, Jumat (31/10/2025).
Foto: BPMI Setpres
Presiden RI Prabowo Subianto di sela KTT APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, Jumat (31/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, GYEONGJU — Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, mengingatkan negara-negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) mengenai ancaman Serakahnomics atau greed economy yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan kemajuan bangsa. Prabowo menegaskan, dunia tidak hanya menghadapi ancaman yang bersifat ekonomi, tetapi juga greed economy, yakni keserakahan yang wujudnya berupa korupsi, penyelundupan, penipuan, serta kejahatan lintas batas seperti perdagangan orang dan penyelundupan narkoba.

“Kami di Indonesia sedang berjuang melawan korupsi, melawan penipuan, dan melawan greed economy — ekonomi serakah yang menahan pertumbuhan sejati,” kata Presiden Prabowo di hadapan pimpinan delegasi dari 21 negara anggota APEC saat pertemuan puncak para pemimpin ekonomi APEC (APEC Economic Leaders’ Meeting/AELM) di Gyeongju, Korea Selatan, Kamis (31/10), sebagaimana disampaikan dalam siaran resmi Tim Media Presiden Prabowo Subianto yang diterima di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.
Baca Juga

Menurut Presiden Prabowo, ancaman Serakahnomics tidak hanya dihadapi Indonesia, tetapi juga banyak negara lain. Karena itu, negara-negara perlu memiliki komitmen yang sama untuk melawan ancaman tersebut.

“Kita menghadapi tantangan besar: korupsi, penyelundupan, penipuan, dan kita membutuhkan kerja sama di antara komunitas APEC, karena penyelundupan antarnegara tidak akan menguntungkan ekonomi kita,” ujar Prabowo.

Dalam pertemuan yang sama, Prabowo mengusulkan adanya kerja sama multilateral untuk melawan kejahatan lintas batas yang merusak fondasi ekonomi dunia serta mengancam kedaulatan bangsa.
“Kita harus bekerja sama secara multilateral. Kita tidak bisa mengatasi bahaya ini sendirian,” tegasnya.

Presiden kemudian mencontohkan salah satu kejahatan lintas batas, yaitu perdagangan narkoba, yang kini menjadi musuh bersama negara-negara dunia.

“Bahaya narkotika adalah ancaman bagi stabilitas dan masa depan kita. Ini sangat serius, karena bersifat transnasional. Kita tidak dapat menghadapinya sendirian,” kata Prabowo.

Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo juga mengingatkan kembali semangat awal pembentukan APEC pada 1989.

“APEC memiliki misi untuk memfasilitasi perdagangan bebas dan investasi melalui kerja sama multilateral yang berpihak pada rasa kebersamaan di seluruh kawasan. Keyakinan ini harus terus kita pertahankan. Kita tidak boleh membiarkan perbedaan-perbedaan merusak stabilitas yang telah lama menopang pertumbuhan kita,” ujar Presiden Prabowo.

Presiden Prabowo menghadiri KTT APEC 2025 di Gyeongju pada 31 Oktober–1 November, didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani, serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.

Di sela-sela KTT, Presiden Prabowo juga melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon pada Jumat (31/10), dan dengan Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung pada Sabtu (1/11).

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement