Ahad 09 Mar 2025 17:29 WIB

Wamentan: Koperasi Desa Bisa Jadi Penyerap Produk Pertanian Lokal

Koperasi juga dapat memberikan kepastian pembeli hasil produk-produk pertanian lokal.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono.
Foto: Dok Kementan
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono menilai Koperasi Desa Merah Putih yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dapat berperan sebagai offtaker atau pembeli hasil produk pertanian di desa. Menurutnya, keberadaan koperasi tersebut menjadi langkah strategis dalam memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

Pernyataan ini disampaikan Wamentan usai menghadiri Rapat Terbatas di Istana Negara, pada Jumat (7/3/2025) lalu. "Presiden memimpin rapat membahas bagaimana memastikan program-program kerakyatan benar-benar sampai ke desa-desa di seluruh Indonesia. Contohnya Koperasi Desa Merah Putih ini yang dapat menjadi offtaker hasil pertanian di desa," kata Sudaryono, dalam keterangan resmi Kementerian Pertanian, dikutip Ahad (9/3/2025).

Baca Juga

Wamentan mengatakan Koperasi Desa Merah Putih dirancang sebagai lembaga yang bukan hanya mengelola usaha di tingkat desa. Lembaga tersebut juga dapat memberikan kepastian pembeli hasil produk-produk pertanian lokal. Ia menjelaskan koperasi ini nantinya, dapat mengelola pasokan pangan lokal secara efisien, mulai dari proses produksi hingga distribusi ke masyarakat.

"Melalui pengelolaan bahan baku pangan yang efisien, koperasi dapat memperlancar aliran barang dari hulu ke hilir, sehingga mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan pendapatan petani lokal," ujar sosok yang akrab disapa Mas Dar ini, menambahkan.

Program ini, kata Wamentan, dapat menghidupkan kembali potensi sumber daya manusia di desa. Kemudian, melalui pengelolaan koperasi desa yang lebih profesional, masyarakat desa akan mendapatkan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan dalam pengelolaan usaha, distribusi pangan, dan logistik.

"Ini adalah langkah penting untuk memberdayakan masyarakat desa agar lebih mandiri dan produktif," tutur Sudaryono.

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi turut menyinggung hal itu. Dalam laman setkab.go.id, disebut pembentukan Koperasi Desa ini merupakan kebijakan strategis untuk memperkuat ekonomi desa. Salah satunya di bidang pangan itu.

"Oh ya, yang terakhir, untuk di daerah perdesaan, Pak Presiden (Prabowo Subianto) sudah menyampaikan akan membentuk 70 ribu Koperasi Desa Merah-Putih. Artinya nanti nggak ada harga di petani yang jatuh, karena akan diserap Koperasi Desa. Sedang disiapkan, belum ya," ujar Arief saat ditemui di Pasar Johar, Jakarta Pusat, Rabu (5/3/2025).

Sejauh ini, pemerintah masih memiliki cara ampuh agar harga tidak mengalami lonjakan di berbagai komoditas. Negara, kata Kepala NFA, memperkuat cadangan pangan. Dengan begitu bisaa membuat harga stabil.

Belakangan hanya cabai rawit yang harganya melambung tinggi. Sejumlah komoditas lain masih dalam taraf aman. Begitu juga dengan pasokannya.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas), menjelaskan koperasi ini akan menjadi pusat kegiatan ekonomi desa. Itu termasuk sebagai tempat penyimpanan dan penyaluran hasil pertanian masyarakat.

"Satu yang diputuskan yaitu dibentuknya Koperasi Desa Merah Putih, jadi disingkat Kop Des Merah Putih. Nah, itu akan dibangun di 70 ribu desa,” ujar Zulhas.

Pemerintah, jelas dia, akan mengoptimalkan dana desa yang telah ada untuk mendukung pendanaan program ini. Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) juga akan berperan dalam pendanaan melalui skema cicilan selama tiga hingga lima tahun guna memastikan koperasi dapat beroperasi secara optimal sejak awal.

"Satu desa tadi diperkirakan akan mengeluarkan anggaran sampai 3–5 miliar rupiah. Kan kita ada dana desa 1 miliar rupiah per tahun, kalau 5 tahun kan berarti 5 miliar," tutur Zulhas.

Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mengatakan, dalam implementasinya, Kop Des Merah Putih akan dikembangkan melalui tiga pendekatan utama. "Jadi ada tiga model. Pertama, membangun koperasi baru. Kedua, merevitalisasi koperasi yang sudah ada. Ketiga, membangun dan mengembangkan," ujar Budi Arie.

Selain memperkuat ekonomi desa, koperasi ini juga diharapkan dapat memutus mata rantai distribusi barang yang selama ini merugikan produsen dan konsumen. "Supaya bisa lebih murah harga-harga di masyarakat," tegas Budi.

Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto menegaskan kebijakan ini akan didukung dengan revisi regulasi terkait penggunaan dana desa. Yandri menekankan tujuan utama kebijakan ini adalah untuk memastikan desa-desa berkembang dan memiliki fondasi ekonomi yang kuat.

"Fokusnya kepada Koperasi Desa Merah Putih, ujungnya sama semangatnya, bagaimana suasana pangan, bagaimana yang lain-lain. Inti pokoknya desa semua maju, desa semua berkembang dengan baik. Kita akan bangun desa, bangun Indonesia,” kata Yandri.

Sekitar 64 ribu kelompok tani siap bermigrasi menjadi koperasi. Ini bisa memebuat sistem pertanian dan distribusi pangan di desa dapat terintegrasi dengan lebih baik. Dengan terbentuknya Kop Des Merah Putih, pemerintah berharap perekonomian desa semakin kuat, distribusi pangan lebih efisien, dan kesejahteraan masyarakat pedesaan meningkat.

Program ini juga akan terus dikawal agar dapat berjalan efektif. Pada akhirnya harus bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement