REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Senior Institut for Development of Economics and Finance (Indef) M Fadhil Hasan menyambut baik kebijakan efisiensi anggaran Presiden Prabowo Subianto. Fadhil menyampaikan efisiensi anggaran dalam APBN 2025 tidak lantas tanpa mengurangi total anggaran yang telah ditetapkan sebesar Rp 3.621 triliun.
"Efisiensi ini bukan mengurangi anggaran dalam APBN 2025. Total APBN 2025 tetap Rp 3.621 triliun, namun ada peralihan dari program Kementerian dan lembaga semisal pembelian ATK, perjalanan dinas, kajian, seminar itu digeser untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) atau pendidikan," ujar Fadhil saat Peresmian Ruang Baca Faisal Basri di Jakarta, Jumat (7/2/2025).
Bagi Fadhil, langkah ini berpotensi lebih produktif secara makroekonomi. Namun, Fadhil tak menampik efisiensi menjadi tantangan bagi kementerian dan lembaga. "Kebijakan Prabowo ini mungkin justru lebih produktif secara ekonomi makro, tapi kalau secara kementerian atau lembaga mungkin menjadi penderitaan. Misalnya, pembatasan AC dan listrik kantor," ucap Fadhil
Fadhil menjelaskan anggaran untuk program MBG yang sebelumnya dialokasikan sekitar Rp 70 triliun kemungkinan akan meningkat menjadi sekitar Rp 100 triliun. Menurutnya, kebijakan ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat.
"Secara makro ekonomi mungkin tidak akan terlalu berdampak negatif, tapi kalau efek berganda MBG mungkin akan lebih tinggi di atas penderitaan para ASN," kata Fadhil.

-
CIMB Niaga Tawarkan Kartini Loan untuk Pengusaha Perempuan
-
-
Ahad , 20 Apr 2025, 17:39 WIB
Volatilitas Bitcoin Cerminan Reaksi Pasar pada Kebijakan AS
-
Ahad , 20 Apr 2025, 17:32 WIB
Program Makan Bergizi Gratis Serap Produksi Sapi Perah Lokal di Cimahi
-
Ahad , 20 Apr 2025, 17:13 WIB
Konsorsium Korsel Cabut dari Proyek Baterai EV, Iklim Investasi di Indonesia Buruk?
-
Ahad , 20 Apr 2025, 16:37 WIB
Rusia Berminat Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Sultra, Ini Respons DEN
-