Ahad 02 Feb 2025 07:29 WIB

Rupiah Menguat Drastis ke Rp 8.000-an, Apakah Ulah Hacker?

Rupiah diduga bisa mencapai Rp 8.000 jika pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen.

Rep: Eva Rianti  / Red: Gita Amanda
Posisi nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS di Google Search menimbulkan kegaduhan karena secara tiba-tiba menguat secara tidak wajar ke level Rp 8.170,65 per dolar AS pada Sabtu (1/2/2025).
Foto: Dok Republika
Posisi nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS di Google Search menimbulkan kegaduhan karena secara tiba-tiba menguat secara tidak wajar ke level Rp 8.170,65 per dolar AS pada Sabtu (1/2/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS di Google Search menimbulkan kegaduhan karena secara tiba-tiba menguat secara tidak wajar ke level Rp 8.170,65 per dolar AS pada Sabtu (1/2/2025) sore. Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi menilai adanya dugaan peretasan yang disebabkan sentimen-sentimen ekonomi dan politik yang menyertainya. 

“Yang kita tahu bahwa rupiah dalam penutupan pasar pada Jumat (31/1/2025) di Rp 16.304 per dolar AS. Bisa saja para hacker ini adalah orang yang kecewa dengan pemerintahan saat ini, menganggap bahwa ini loh rupiah di Rp 8.000 kalau seandainya pertumbuhan ekonomi tahun 2025 di 8 persen,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Sabtu (1/2/2025). 

Baca Juga

Ibrahim menjelaskan, anggapannya tersebut berdasarkan pengamatannya melihat kondisi dinamika yang terjadi. Ia menyebut, di antaranya adanya perbedaan prediksi mengenai pertumbuhan ekonomi antara pemerintah dengan Bank Indonesia (BI). 

BI memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2025 berada sekitar 4,8—5,6 persen, yang baru-baru ini direvisi menjadi 4,7-5,5 persen, yang artinya sedikit lebih rendah dari titik tengah, atau masih di atas 5 persen, namun di bawah 5,1 persen. Sementara itu, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memprediksi pertumbuhan ekonomi pada 2025 sebesar 5,2 persen.

“Dari pemerintahan sendiri ada perbedaan yang sangat mencolok dalam pertumbuhan ekonomi. Tidak ada satu kesepakatan pasti di pemerintahan sendiri untuk pertumbuhan ekonomi di tahun 2025,” ujarnya. 

Sedangkan pada tahun ini, lanjut Ibrahim, diprediksi kondisi kelas menengah ke bawah masih mengalami satu permasalahan akibat banyaknya perusahaan-perusahaan yang bangkrut. Hal itu mengakibatkan banyak karyawan yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). 

“Di sisi lain pun juga kita melihat bahwa makan sehat (program makan bergizi gratis/MBG) yang dirintis oleh pemerintah saat ini menjadi sentralistik. Banyak para ekonom yang mengatakan bahwa konsumsi masyarakat tidak serta merta akan mendukug pertumbuhan ekonomi karena kalau seandainya konsumsi masyarakat ini terus naik, kemudian investasi stagnan, ini pun tidak ada artinya sama sekali,” tuturnya. 

Ekonomi suram

Ibrahim mengatakan banyak pengamat dari luar negeri yang memproyeksikan kemungkinan besar pada 2025, ekonomi Indonesia akan suram. Namun, proyeksi itu perlu ditelaah lebih lanjut, dengan melihat berbagai faktor yang memengaruhinya, seperti pengaruh kebijakan proteksionisme Presiden AS Donald Trump dan kebijakan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve. 

Ia menyinggung mengenai kebijakan Trump yang akan menerapkan perang dagang antara AS dengan China, juga Eropa, Kanada, dan Mexico. Serta Trump juga mengancam negara-negara anggota BRICS yang tidak melakukan dedolarisasi akan mendapatkan denda sebesar 100 persen. 

Di samping itu, pernyataan Trump bank sentral global harus menurunkan suku bunga justru tidak direalisasikan sendiri oleh negaranya. Pada FOMC Januari, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunganya di 4,25-4,50 persen.

“Itulah yang mungkin membuat gonjang gonjing terhadap mata uang rupiah, sehingga para hacker mempermainkan rupiah di Google dari Rp 16.304 menjadi Rp 8.000-an. Dan ini kemungkinan besar hanya sesaat, dan di hari Senin (2/2/2025) sudah kembali normal, ya bisa saja dalam perdagangan Senin rupiah kembali mengalami pelemahan,” tutupnya. 

Sebelumnya diketahui, Google pada Sabtu sore mengalami masalah terkait tampilan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS yang berada di level Rp 8.170,65 per dolar AS. Hal itu menjadi perhatian publik dan sempat trending di media sosial X. 

Pada penutupan perdagangan sebelumnya, Jumat (31/1/2025), Mata Uang Garuda diketahui berapa di level Rp 16.304 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada Jumat turut melemah ke level Rp 16.312 per dolar AS. 

Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, level nilai tukar dolar AS sebesar Rp 8.000-an sebagaimana yang ada di Google bukanlah merupakan level yang seharusnya. “Data BI mencatat kurs Rp 16.312 per dolar AS pada tanggal 31 Januari 2025,” kata Denny dalam keterangannya. 

Ia mengaku pihaknya sedang berkoordinasi dengan pihak Google Indonesia mengenai ketidaksesuaian informasi tersebut untuk segera melakukan koreksi. 

Kesalahan pihak ketiga

Terpisah, pihak Google mengatakan kesalahan informasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada hasil pencarian di Google Search berasal dari data konversi pihak ketiga. 

“Kami menyadari adanya masalah yang memengaruhi informasi nilai tukar rupiah (IDR) di Google Search. Data konversi mata uang berasal dari sumber pihak ketiga,” kata perwakilan Google dalam keterangan tertulis. 

Setelah menerima laporan ketidakakuratan, Google telah meminta penyedia data untuk segera memperbaiki kesalahan informasi tersebut. “Ketika kami mengetahui ketidakakuratan, kami menghubungi penyedia data untuk memperbaiki kesalahan secepat mungkin,” kata perakilan Google.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement