Selasa 05 Aug 2025 20:02 WIB

Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Atas Malaysia dan Singapura, Hanya Kalah dari China

Investasi dan ekspor jadi penopang utama kinerja ekonomi kuartal II 2025.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
 BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 berada di angka 5,12 persen secara tahunan (year on year/YoY). (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 berada di angka 5,12 persen secara tahunan (year on year/YoY). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengomentari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia terkini. BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2025 berada di angka 5,12 persen secara tahunan (year on year/YoY).

Menurutnya, ini merupakan sinyal positif. Pasalnya, tak banyak negara berada dalam kondisi serupa, terutama di tengah tantangan baik dari sisi internal maupun eksternal. "Alhamdulillah kita kembali ke jalur 5 persen. Indonesia hanya di bawah China yang 5,2 persen. Beberapa negara di bawah kita mulai dari Malaysia, Singapura," kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/8/2025).

Baca Juga

Ia turut menyinggung pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang berada di kisaran 2 persen, serta Korea Selatan yang relatif lebih rendah dari Indonesia. Menurut Menko Perekonomian, Indonesia termasuk yang tertinggi di antara negara-negara G20.

Ia kemudian mengelaborasi kondisi nasional. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi secara regional juga mencatatkan angka positif di beberapa wilayah, yaitu Sumatra 4,98 persen, Jawa 5,24 persen, Bali 3,73 persen, Kalimantan 4,95 persen, dan Maluku–Papua 3,3 persen.

Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tetap kuat di angka 4,97 persen. Konsumsi lembaga nirlaba yang melayani rumah tangga (LNPRT) tumbuh 7,82 persen, sedangkan konsumsi pemerintah tercatat minus 0,33 persen dibandingkan tahun lalu.

"Dari segi investasi, tumbuhnya juga baik, 6,99 persen. Ekspor barang dan jasa juga baik, tumbuh dua digit sebesar 10,67 persen. Impornya tumbuh 11,65 persen. Ke depan, kita akan terus mendorong konsumsi, meningkatkan utilitas, dan menciptakan lapangan kerja untuk pertumbuhan jangka panjang," tutur Airlangga.

Ia turut menyinggung transaksi ritel online yang baru tahun ini dirilis BPS. Secara kuartalan, pertumbuhannya mencapai 7,55 persen.

Airlangga juga membahas kinerja keuangan sektor ritel. Dari tiga perusahaan pabrik dan satu minimarket, beberapa di antaranya memiliki banyak outlet di mal, dan pada Semester I 2025 pertumbuhannya mendekati 5 persen. "Ini menunjukkan isu Rohana dan Rojali ini hanyalah isu yang ditiup-tiup, faktanya berbeda," kata Menko Perekonomian.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement