Sabtu 26 Oct 2024 09:26 WIB

Festival Jejak Pangan Lestari Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan

KSPL telah memberikan berbagai masukan yang lebih baik dan implementatif.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Lida Puspaningtyas
Petani mengangkut padi dengan terpal saat panen di sawah yang terendam banjir di Desa Karangrowo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (28/3/2024). Menurut data dari Dinas Pertanian dan Pangan setempat, bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Kudus sejak Rabu (13/3/2024) tersebut merendam seluas 3.839 hektare tanaman padi dan 2.645 hektare diantaranya mengalami puso atau gagal panen yang tersebar di kecamatan Jati, Undaan, Kaliwungu dan Undaan serta Mejobo.
Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Petani mengangkut padi dengan terpal saat panen di sawah yang terendam banjir di Desa Karangrowo, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Kamis (28/3/2024). Menurut data dari Dinas Pertanian dan Pangan setempat, bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Kudus sejak Rabu (13/3/2024) tersebut merendam seluas 3.839 hektare tanaman padi dan 2.645 hektare diantaranya mengalami puso atau gagal panen yang tersebar di kecamatan Jati, Undaan, Kaliwungu dan Undaan serta Mejobo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi seluruh manusia. Pemenuhan kebutuhan masyarakat atas pangan yang sehat, beragam, terjangkau, dan selaras dengan alam tentunya membutuhkan campur tangan berbagai pihak.

Hal tersebut yang didorong oleh Koalisi Sistem Pangan Lestari sejak 2017 dan dirayakan dalam Festival Jejak Pangan Lestari di Jakarta.

Baca Juga

Koalisi Sistem Pangan Lestari (KSPL) adalah platform kolaborasi bagi komunitas yang bergerak dalam mewujudkan sistem pangan yang dapat memenuhi kebutuhan manusia, alam, dan iklim.

KSPL merupakan bagian dari jaringan global Food and Land Use Coalition (FOLU) yang tersebar di tujuh negara, yaitu Indonesia, Kolombia, Etiopia, India, Cina, Kenya, dan Brazil.

“Hari ini kami sangat senang dapat berbagi kepada publik tentang hal-hal yang telah kami dan mitra dukung selama kurang lebih tujuh tahun terakhir. Harapannya, para pengunjung dapat kembali menyadari betapa beragamnya pangan lokal yang ada di Nusantara dan kekayaan ini perlu terus kita lestarikan," ujar Kepala Sekretariat KSPL Gina Karina saat konferensi pers Festival Jejak Pangan Lestari di Taman Anggrek, Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Jumat (25/10/2024).

Gina menyampaikan KSPL memiliki 12 Mitra Utama yang bergotong royong menciptakan transformasi sistem pangan di Indonesia, yaitu CIFOR-ICRAF, CIPS, EntreVA, Garda Pangan, Yayasan Humanis, IBCSD, Yayasan KEHATI, KRKP, Parongpong RAW Lab, Systemiq, dan WRI Indonesia. Gina mengatakan Festival Jejak Pangan Lestari meliputi berbagai kegiatan, antara lain demo masak bersama Pater Terry selaku pastor, chef, tutor, dan pelatihan UMKM kuliner lokal dari Labuan Bajo, NTT; bincang publik bertema “Makan Sehat, Beragam, dan Selaras dengan Alam: Memang Bisa?”, stand icip-icip cita rasa Nusantara berisi kudapan-kudapan dari Barat hingga Timur Indonesia, lokakarya urban farming, booth dari mitra KSPL, serta dimeriahkan oleh penampilan Endah N Rhesa.

"Festival ini dikunjungi oleh ratusan orang, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat sipil, komunitas,

serta masyarakat umum," kata Gina.

Koordinator Bidang Pangan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Ifan Martino mengatakan Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional (PPN)/Bappenas berperan penting memastikan nilai-nilai ekoregionalisasi dan

keberlanjutan terintegrasi di dalam rencana pembangunan nasional terkait sistem pangan. Ifan menyampaikan KSPL telah menjadi mitra Pembangunan yang strategis bagi Bappenas dalam bidang pangan.

"KSPL telah memberikan berbagai masukan yang lebih baik dan implementatif karena bisa melihat lebih mikro yang kami dari pemerintah belum bisa lihat. Sehingga kita bisa melihat hal-hal apa saja yang bisa kita pelajari dan adopsi ke kebijakan sistem pangan di Indonesia,” ucap Ifan.

Badan Pangan Nasional juga memegang peranan besar dalam mendukung upaya pemenuhan kebutuhan pangan sehat bagi masyarakat. Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Nita Yulianis mengatakan hal ini juga bertujuan mengurangi dampak-dampak negatif dari boros pangan.

"Kami sangat mengapresiasi KSPL beserta mitra yang berupaya mendukung dalam tata kelola sistem pangan di Indonesia dengan memberikan berbagai rekomendasi kebijakan dan kajian yang impelentatif," kata Nita.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement