Kamis 31 Jul 2025 09:37 WIB

UMKM Berbasis Komoditas Lokal Ini Punya Omzet Miliaran

Lewat pameran business matching yang kian diperbesar, potensi ekspor terbuka lebar.

Rep: Eva Rianti/ Red: Lida Puspaningtyas
Founder & CEO CV Global Net Ismiyati (50 tahun), salah satu UMKM binaan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah.
Foto: Eva Rianti
Founder & CEO CV Global Net Ismiyati (50 tahun), salah satu UMKM binaan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Berkat kegigihan dan kerja keras, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bisa naik kelas dan memiliki omzet tinggi. Salah satu contoh UMKM yang berhasil naik kelas adalah CV Global Net-Super Roti. Super Roti bergerak di sektor makanan dan minuman, dengan produk unggulan berbahan dasar bekatul. UMKM tersebut terus tumbuh dan menunjukkan perkembangan yang signifikan, hingga mampu meraup omzet hingga miliaran rupiah.

Super Roti berinovasi dengan memanfaatkan komoditas lokal berupa bekatul (serbuk halus dari padi) untuk pembuatan roti, sebagai pengganti fungsi terigu, yang notabene diimpor.

Baca Juga

Founder & CEO CV Global Net-Super Roti, Ismiyati, yang mengaku memulai bisnis usai suaminya kena pemutusan hubungan kerja (PHK), menerangkan keunggulan produknya yang berbahan dasar bekatul. Ia menuturkan, bekatul dipilih sebagai bahan dasar karena sehat, dalam arti memiliki serat yang tinggi dan kaya protein, vitamin, serta antioksidan. Ia melihat potensi pasar, di mana cukup banyak masyarakat Indonesia yang mengidap penyakit degeneratif, sehingga produk yang berbahan dasar bekatul dinilai bisa menjadi pilihan.

Ismiyati mengaku juga ingin mengedukasi masyarakat agar tidak ketergantungan pada terigu. Tak hanya itu, secara ilmu dagang, harga komoditas bekatul cenderung lebih stabil, tidak terpengaruh pergerakan dolar AS seperti terigu.

Menurut keterangan Ismiyati, bisnisnya kian berkembang dengan adanya pembinaan dari Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah sejak 2019. Super Roti mendapatkan sejumlah dukungan dari BI, seperti program UMKM Gayeng berupa fasilitas pameran dan promosi produk. Produk bernama ‘Lentul’ justru mengalami peningkatan permintaan di tengah pandemi karena tingginya minat masyarakat terhadap makanan sehat serta kuatnya pemasaran yang dilakukan secara digital. Super Roti telah dijajakan ke berbagai daerah di Indonesia, dari Sumatera hingga wilayah Timur. Super Roti juga diketahui sudah menembus pasar luar negeri.

“BI memfasilitasi pameran, pelatihan, literasi keuangan, juga dicarikan buyer business matching, dan dipertemukan dengan perbankan. Sama BI, kami bisa ekspor ke Singapura,” ujar Ismiyati kepada media di Semarang, Kamis, (24/7/2025).

Seiring dengan perkembangan bisnis yang terus bergulir, Ismiyati membuat sebuah komunitas bernama Cethik Geni, kumpulan para pelaku UMKM yang bersama-sama membangun dan membesarkan usaha di sektor FnB. Dengan terbentuknya ekosistem bisnis dari hulu hingga hilir, kegiatan usahanya pun kian moncer, terutama atas dukungan dan binaan dari BI.

Ismiyati mengaku merasa terbantu dengan adanya pembinaan dari BI selama kurang lebih lima tahun terakhir ini. Menurut penuturannya, omzetnya kini sudah menembus angka miliaran rupiah. Ia menargetkan pada tahun 2025 ini, omzet bisnisnya bisa tembus hingga Rp2 miliar per tahun.

“Setelah dibina BI, omzet naik sampai sekitar 25 persen. Per bulannya Rp100 juta lebih (sekira Rp1,2 miliar per tahun). Target tahun ini, kalau bisa sampai Rp2 miliar per tahun,” ungkapnya.

Ismiyati berharap, BI terus meningkatkan program pembinaan terhadap para UMKM. Ia ingin Super Roti bisa makin naik kelas, dengan sokongan BI lewat pameran business matching yang kian diperbesar, sehingga potensi untuk ekspor makin terbuka lebar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement