Selasa 01 Oct 2024 13:12 WIB

Indonesia Deflasi Lagi pada September 2024, Sudah Lima Bulan Berturut-turut

Ini merupakan deflasi kelima pada tahun 2024.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pedagang menimbang dagangan di Pasar Rumput, Jakarta, Senin (2/9/2024).Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada September 2024 terjadi deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan.
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang menimbang dagangan di Pasar Rumput, Jakarta, Senin (2/9/2024).Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada September 2024 terjadi deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada September 2024 terjadi deflasi sebesar 0,12 persen secara bulanan (month to month/m-to-m). Penurunan indeks harga konsumennya dari 106,06 pada Agustus 2024 menjadi 105,93 pada September 2024.

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan deflasi pada September 2024 ini, terlihat lebih dalam dibandingkan bulan Agustus 2024 (0,03 persen). "Ini merupakan deflasi kelima pada tahun 2024, secara bulanan," kata Amalia, dalam konferensi pers di kantornya, di Jakarta, Selasa (1/10/2024).

Baca Juga

Secara tahunan (year on year/Y-O-Y) terjadi inflasi sebesar 1,84 persen, dan secara tahun kalender (year to date/YTD) terjadi inflasi sebesar 0,74 persen. Kembali ke deflasi bulanan. Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,59 persen, dan memberikan andil deflasi sebesar 0,17 persen.

Terdapat komoditas yang memberikan andil inflasi, di antaranya, ikan segar dan kopi bubuk, dengan andil inflasi, masing-masing sebesar 0,02 persen. Biaya kuliah, akademi atau perguruan tinggi, kemudian tarif angkutan udara dan juga sigaret kretek mesin (SKM) yang memberikan andil inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

BPS mencatat beberapa catatan peristiwa penting yang dapat berpengaruh terhadap indikator-indikator harga. Pertama harga BBM nonsubsidi mengalami penurunan pada September 2024 setelah bulan lalu (Sebelumnya) mengalami penurunan harga.

Pertamax, turun Rp600 - Rp750, atau sekitar 5-6 persen. Pertamax Turbo, turun Rp980 - Rp 1.050, atau sekitar 6-7 persen. Dexlite, turun Rp 1.200 - Rp 1.350 ataua sekitar 8-9 persen. Pertamina Dex, turun Rp1.100 - Rp1.150, atau sekitar 7 persen.

Selanjutnya, seiring dengan peningkatan produksi di beberapa daerah, pasokan cabai rawit dan cabai merah terlihat meningkat. Ketiga, tren penurunan harga rata-rata ayam ras pedaging hidup atau yang disebut dengan livebird di tingkat produsen, masih terus berlanjut hingga September 2024.

Terakhir, bertepatan dengan hari kopi internasional yang jatuh pada hari ini (1 Oktober). BPS mengutip dari International Coffee Organization, telah terjadi tren kenaikan harga kopi dunia, hingga September 2024.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement